"ia masih berdiri kokoh,karena masih memiliki alasan untuk bertahan.tetapi bagaimana jika hal yang ia anggap alasannya bertahan justru memaksanya tumbang?"
❅
❑
❅
"Darimana lo!?" Ucapan sinis menyambut Zafia yang baru saja memijaki ruang tamu, gadis itu masih mengenakan seragam sekolah, dengan tas yang ia sampirkan disebelah bahu."Bukan urusan lo" tatapan netra itu sama sekali tak balik menatap netra dingin milik Fano, padahal ini kali pertama ia kembali bicara dengan Fano setelah kejadian 2 Minggu yang lalu.
Fano bergeming ditempatnya cukup terkejut dengan reaksi Zafia, yang pertama kali berbicara menggunakan lo-gue dengannya
"Jauhin Aksa!" Ucap Fano tersadar dari lamunannya.
Zafia menghentikan langkahnya ia berbalik badan menghadap Fano "Lo gak ada hak apapun buat ngelarang gue!" Tekan Zafia menatap tajam Fano.
"Gue Abang lo!!"
Zafia terkekeh di tempatnya, membuat Fano bingung dengan sikap gadis itu. Tiba tiba Zafia menghentikan tawanya, tatapan gadis itu kian menajam "Abang gue udah mati tiga tahun yang lalu!!"
Deg..
"Fia!!" Fano menyentak dengan menaikkan oktaf suaranya
"Apa!!" Zafia juga ikut menaikkan suaranya. "Inikan yang kalian mau gue udah gak gangguin kalian! Jadi berhenti ngatur hidup gue!,persetan meski lo Abang gue sekalipun!!" Bentaknya.
Tes
Bersamaan dengan itu cairan merah kental menetes dari hidung Zafia mengotori lantai putih di bawahnya "shit" Zafia mengumpat kesal segera menutup hidungnya, tanpa sepatah katapun ia pergi meninggalkan Fano yang terpekur di tempatnya.
Syok dan bingung melandanya,syok karena ucapan gadis itu,dan bingung karena tiba tiba gadis itu mimisan.
Fano memijat pelan pelipisnya,ucap Zafia terus terngiang-ngiang di kepalanya,secara alami pikirannya melayang pada kejadian 2 Minggu yang lalu.
Flashback on
Brakk
Gebrakan meja membuat Fano menaikkan pandangannya, tatapan cowok itu masih seperti biasa acuh dan dingin.
Ia menatap malas Zafia yang lagi lagi mendatangi meja mereka,sudah dapat ia tebak apa yang akan gadis itu lakukan.
"Fia!" Yap benar sekali tebakannya,tak ada satu menit Leo sudah menyentak gadis itu dengan keras
Zafia masih menatap nyalang Laura yang menunduk sehabis ia guyur dengan jus Alpukat.
Zafia mengabaikan Sentakan Leo yang marah karena perlakuan gadis itu,Fano sendiri yang sebagai abangnya hanya diam dengan sorot mata tak suka, menurutnya Zafia itu terlalu murahan dan naif.
"Cewek kegatelan!!" Sentak Zafia mendorong bahu Laura didepannya, untung saja Rian dengan cepat menahan tubuh Laura yang limbung kebelakang.
Fano masih diam mengamati ditempatnya begitu juga Alex yang menatap dengan tatapan rumit.
"Lo apa apaan sih ha!!" Fino membentak tak suka kilatan amarah terpancar dari matanya.
Zafia lagi lagi abai gadis itu menatap penuh amarah pada Laura. "Lo kan yang ngegodain kak Alvian sampai dia mau pacaran sama cewek gak bener kek lo!!" Maki Zafia ingin mendorong kembali bahu Laura,tapi tangan gadis itu lebih dulu dicekal Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...