≠³⁹≠Pingsan

58 8 0
                                    

Hello Readers sebelumnya aku mau bilang part kali ini bakal lebih panjang karena 2000an kata, sedangkan biasanya cuman 1000an kata jadi stay Enjoy buat kalian. Happy reading All jangan lupa vote dan komennya.

"Entah karena syok atau aku memang mencemaskan mu"





Seorang gadis berlari ke kamar mandi gadis itu menutup hidungnya menggunakan tisu, setelah tiba di wastafel ia membasuh hidung nya yang lagi-lagi berdarah. Darah itu tak segera berhenti seperti sebelumnya membuat tubuhnya lemas kehilangan tenaga, rasa sakit di kepalanya membuat pandangannya perlahan buram. Gadis itu hendak keluar dari kamar mandi tetapi baru saja ingin membuka pintu, tubuhnya lebih dulu limbung kebawah, Ia tak mampu menahan rasa sakit yang menyerang nya.

Gadis itu tak menyerah ia menyeret tubuhnya yang sudah ambruk mendekati pintu, masa bodo dengan darah yang terus menetes dari hidungnya.

Ia berusaha menggapai pegangan pintu, tetapi tetap tak bisa, Ia berusaha berdiri dengan berpegang pada dinding dan pintu baru saja Ia hendak berdiri tubuhnya ambruk kembali kini pelipisnya justru terbentur dinding karena kehilangan keseimbangan, ruam kebiruan nampak begitu jelas di sana. Ia ingin memekik kala merasakan kepalanya yang  semakin sakit.

Cairan bening yang sedari tadi mengenang di pelupuk matanya akhirnya luruh ia tak kuat, ingin berteriak meminta tolong tetapi suaranya seperti tercekat di tenggorokan, bibirnya kelu untuk sekedar mengucapkan kata, tangan bergetarnya naik memegangi kepalanya yang semakin berdenyut sakit hingga perlahan gadis itu kehilangan kesadaran, kegelapan menguasainya, membawanya pada alam bawah sadarnya.

••●●♢✠♢●●••

Tok

Tok

Tok

"Non Fia.." Bi Dijah memanggil lirih ia terus mengetuk pintu kamar Zafia dengan pelan.

Wanita itu sudah lebih dari empat puluh menit yang lalu berdiri di depan pintu kamar Zafia, bahkan ini sudah kedatangan bi Dijah yang ketiga, jam dinding terus berputar waktu kini menunjukkan pukul 19.00, tetapi pintu kamar yang sedari tadi bi Dijah ketuk tak kunjung terbuka, jangankan terbuka bahkan tanggapan pun tak Ia dengar, bi Dijah mengetuk pintu kamar itu kembali.

"Non, Non Fia buka pintunya Non, Non Fia belum makan dari tadi siang" Ujar bi Dijah terus mengetuk pintu berharap pintu itu akan terbuka.

Tak ada sahut, perasaan cemas seketika merayap ke permukaan tak biasanya Zafia seperti ini, semarah atau se-bad mood apapun gadis itu Ia akan tetap menyahuti perkataan bi Dijah.

Bi Dijah bergerak risau, terus mengetuk kamar Nonanya ingin mendobrak tapi tak sekuat itu, minta tolong pun pada siapa? Mang Udin belum kembali setelah mengantar Nyonya melihat keadaan butik, dan tentunya tuan-nya juga sedang Kerja kemungkinan lembur karena Samapi sekarang belum pulang, sedangkan  pekerja kebun izin Libur, entah kemana kedua tuan mudanya.

"Non Fia jawab bibi Non, Non Fia.."

Tok

Tok

Tok

Bi Dijah mengetuk pintu itu brutal, dia benar-benar cemas, takut tejadi sesuai dengan nona nya.

"Non Fia.." panggil bi Dijah lagi

"Kenapa bi?" Pertanyaan itu membuat bi Dijah menoleh ke belakang

Wanita paruh baya itu sedikit lega meskipun tak mengurangi raut khawatir di wajahnya.

"Aden, tolong den Non Fia tidak keluar dari kamar sejak tadi siang" ujar Bi Dijah

Fino mengernyitkan 'memangnya apa yang perlu di permasalahkan?' Batinnya

Q'N Zafia [Problem Twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang