≠²⁷≠ Camping²

49 12 0
                                    

Meski tak sempurna nyatanya aku mampu bertahan sendiri tanpa obat luka darimu.

Zafia




POV Zafia :

Hari ke dua Camping tampak lebih menarik dari hari sebelumnya yang hanya sebatas mendirikan tenda dan sisanya di isi oleh kegiatan bebas.

Hari ini pembina Camping berlalu-lang dengan berbagai alat dan bahan-bahan yang akan mereka gunakan sebagai sarana sesi permainan yang akan dilakukan hari ini, siswa siswi yang mengikuti camping juga tampak berkerumun dengan kelompoknya masing-masing ada juga sebagian yang ikut membantu mempersiapkan sesi permainan kali ini, termasuk aku yah aku yang tadinya di minta pak Guntur untuk ikut membantu mempersiapkan acara.

Ya ya memang di suruh pak Guntur kalian kira aku mau repot-repot melakukan hal yang merepotkan dengan suka rela sorry-sorry saja aku bukan anak baik yang sedia membantu sana sini jika tak bersangkutan langsung denganku.

Sialan kenapa kotak ini berat sekali!, Aku berdecak menatap kotak penuh bola dan alat alat olahraga ini. Lagian kenapa pak Guntur harus membawa barang-barang olahraga seperti ini jangan jangan mentang-mentang dia juga guru olahraga dia akan mengadakan turnamen futsal untuk anak cowok di acara Camping begini, yang benar saja itu konyol!.

"Butuh batuan tuan putri?" ucapan dengan nada bariton yang tak asing itu, ngalun merdu di telingaku.

Aku menoleh kearah sumber suara, lagi lagi Aku menemukan sosok yang sama setiap kali Aku membutuhkan bantuan. Bang Aksa, Yah lagi lagi cowok itu yang mengulurkan tangannya untuk membantuku. Rasa-rasanya ia seolah begitu cermat mengamati ku hingga saat aku dalam kesulitan dengan sangat cekatan ia bisa membantuku.

Aku semakin merasa bersalah saja padanya, disaat dia begitu baik padaku aku justru dengan tega menyembunyikan masalah yang begitu besar darinya. Bukan hanya dari dia tapi juga dari Tasya, Ilham, Bang Nathael dan Bang Adam.

Tapi apa aku tak ingin semua semakin runyam dengan mereka tau kebenaran itu biarlah ku simpan semua rahasia itu sampai akhir walaupun aku tau resiko yang ku hadapi akan semakin besar saat mereka tahu itu semakin lama. Bahkan mungkin aku takkan sempat meminta maaf karena tak bisa melihat wajah wajah mereka lagi.

"heyy kenapa melamun" Astaga dragon aku terkejut saat bang Aksa menegurku dengan Suara bariton nya. Yaaa Tuhan Suara bang Aksa nyaman banget di dengar.

"Eh e-enggak" Shit kenapa suara ku mendadak gugup gitu. Dam it ini kenapa bang Aksa malah membelai rambut ku yang berantakan dan menyisipkan ke belakang telinga ku segala Oh God, demi apapun berdekatan dengan Bang Aksa sangat tak aman untuk jantung ku, semoga saja ia tak mendengar degup jantungku.

"Jangan kebanyakan melamun gak baik nanti ke sambet" Yah Ampun rasanya sampai sekarang masih wow banget liat Bang Aksa ngomong lebih dari 5 kata biasanya kan dia cuek banget

"Hehe I-ya" sialan kenapa jawaban ku Keliatan garing banget didepannya, semoga dia gak ilfil sama aku.

"Ini mau di taruh dimana?" tanya Bang Aksa.

"Di sana" jawabku, menunjuk arah benda kotak itu akan di letakkan.

Dengan mudahnya Bang Aksa mengangkat kotak penuh peralatan olahraga itu seolah kotak itu seringan kapas, atau memang aku yang sudah selemah itu hingga tak mampu mengangkat kotak yang terlihat begitu ringan di tangan Bang Aksa?. Dasar sialan memperumit hidup ku saja kerjaannya!.

Aku menghela nafas setelah semua sudah selesai ku tepuk tepuk tangan ku menghilangkan debu yang menempel.

Acara permainan sudah di mulai setiap kelompok akan mengajukan perwakilan untuk mengikuti lomba setiap permainan itu..

Q'N Zafia [Problem Twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang