"Hati kecilku terketuk panik melihatmu terkulai lemah.Dia memaksa ku mengikuti naluri untuk memastikan keadaanmu.Sampi akhirnya kau membuat perasaan ku berkecamuk rumit ketika ku tau kau berada dalam dekapannya"
_Unknow_
❈
❐
❈"Kalian cepat masuk!!,sudah jam berapa ini!!" Teriakan menggelegar itu menyambut beberapa siswa/i yang baru saja memasuki gerbang SMA Cakrawala,Bu Rika menghela nafasnya lelah ketika masih banyak siswa/i yang datang mepet dengan jam masuk padahal hari ini jelas hari Senin dimana sudah pasti ada pemeriksaan dan upacara sungguh melelahkan rasanya mengurus murid murid bandel seperti mereka.Termasuk Zafia yang baru saja datang diantara mang Udin, dengan cepat ia berjalan memasuki pekarangan sekolah.
Tetapi ia tertahan karena ada Pemeriksaan ketertiban yang dilakukan setiap hari Senin.Tamat sudah riwayatnya hari ini dia lupa membawa Dasi
"Dasi Lo kemana?" Tanya Alex selaku anggota OSIS yang menjadi petugas pemeriksa ketertiban.
"Eumm gue lupa bawa"Ucap Zafia menggaruk tengkuknya kikuk
Alex menghembuskan nafas lelah kenapa hari ini banyak sekali siswa/i yang tidak memakai atribut lengkap.
"Tau peraturan sekolah kan?" Tanya Alex lugas diangguki kepal oleh Zafia
"Kalo gitu, cepet Berdiri dibarisan kusus saat upacara!" Ucapnya tegas
Kini giliran Zafia yang menghela nafas panjang,pasalnya barisan kusus itu tepat menghadap kearah timur dimana matahari terbit tentu akan panas apa lagi jika amanat pembina upacara yang tidak kira kira panjangnya haiss tamat sudah riwayatnya akan seperti ikan teri yang dijemur.
Zafia berjalan cepat melalui setiap koridor yang mulai sepi karena upacara akan segera dimulai,setalah sampai dikelas ternyata kelasnya sudah kosong dengan cepat ia menaruh tas dan beranjak menuju lapangan.Meski sebenarnya ia malas karena harus berjemur dibarisan kusus tapi ia lebih malas lagi jika sampai ketahuan tidak ikut upacara oleh guru pengawas yang ada ia disuruh hormat bendera sampai jam istirahat.
●◇❀❏❀◇●
"Loh Ra?ikut barisan kusus juga?" Pertanyaan itu membuat Zafia menoleh kearah belakang
"Iya bang" jawab Zafia sembari menggaruk tengkuknya kikuk
"Kena-" Belum selesai Nathael berbicara ucapannya lebih dulu dipotong oleh seseorang di sebelahnya.
"Kenapa ikut barisan kusus?" Shit Zafia meringis pelan mendengar pertanyaan dengan nada dingin itu.Perlahan ia membalikkan badannya Astagfirullah cobaan apa lagi ini?.
Zafia menelan ludahnya gugup "Lu-lupa bawa dasi BangSa"cicit Zafia pelan
Aksa menghela nafasnya "kenapa bisa lupa?, kenapa juga baru dateng jam segini?, kenapa tadi malem telfonnya gak diangkat? kenapa chat-nya gak dibuka?" Pertanyaan beruntun Aksa membuat Zafia kian menunduk dengan tangan bertaut.
Sampai sampai Nathael yang berdiri disampingnya dibuat melongo dengan pertanyaan beruntun Aksa "Buset Sa, Lo nanya apa wawancara?" Cetus Nathael heran
"Diem!" Aksa berucap dingin membuat Nathael langsung kicep
"Nara bangunannya kesiangan,jadi lupa bawa dasi,tadi malem handphone Nara mati jadi gak tau BangSa telpon" terang Zafia tentu saja bohong tidak akan mungkin ia bercerita yang sebenarnya.
Aksa memicingkan matanya tak percaya tapi karena tak ingin urusan semakin panjang ia mengangguk saja "hadep depan" ucapnya tak sedingin tadi yang langsung di turuti Zafia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...