Zafia menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang, gadis itu melirik ponselnya yang sedari tadi berbunyi,Zafia mengalihkan pandangannya pada Alarm yang berada diatas nakas yang menunjukkan pukul 21.30. Kening gadis itu mengernyit. Kenapa ponselnya terus berbunyi dijam malam seperti ini?.
Zafia meraih ponselnya yang berada diatas nakas,dan kerutan di dahinya semakin nampak ketika melihat banyak riwayat panggilan tak terjawab berkali kali dari nomor yang sama.gadis itu segera menekan ikon telepon, pada deringan pertama tak ada jawaban hingga pada deringan ketiga barulah telefon itu tersambung.
"Hal-" baru saja ia hendak berbicara, pekikan dari sebrang telepon membuat Zafia menghentikan ucapannya.
"Sialan lo! Gue teleponin dari tadi juga kenapa gak lo angkat!!" Zafia spontan menjauhkan ponselnya dari telinganya.
Gadis itu berdecak kesal "Ck, diem deh Sya suara lo kek toa jir!" Ucap Zafia kesal."
"Heh! Enak aja lo bilang suara emas gue kek toa!" Dapat Zafia dengar ada nada kekesalan dari sebrang.
"Eh lo belom jawab pertanyaan gue yah, kenapa lo gak jawab telepon gue!?"
"Gimana cara gue jawab telepon lo,orang gue udah tidur!,Lagian lo kenapa sih,telpon gue malem malem?" Tanya Zafia.
"Astaga sampai lupakan gue,,Aaa Fia gue seneng banget sumpah!" Zafia mengernyit heran kenapa lawan bicaranya yang tak lain adalah sahabatnya itu begitu girang?.
"Lo seneng kenapa?,kalo ini soal cogan cogan lo gue gak mau dengar yah Sya!" Ucap Zafia memperingati.
"Ish gak Fia,ini bukan soal mereka"
"Yah terus apa?" Tanya Zafia jengah.
"Aaaa Fia,besok kita ketemu!" Zafia refleks menjauhkan kembali ponselnya.gadis itu mendengus kesal karena sahabatnya itu tiba tiba memekik girang.
"Ketemu?,maksud lo apa sih Sya?" Tanya Zafia bingung.
"Ck,nasib punya teman satu lemot mode on"
"Gue besok balik keindo!! Zafia!!" Zafia mengerjakan matanya beberapa kali mendengar itu, setelahnya pupil mata Zafia melebar.
"What?! Serius lo, gak bo'ongkan?!" Tanya Zafia terkejut.
"Dua rius Fi" terdengar kekehan dari seberang.
"Fiks!!gue jemput lo dibandara besok!" Ucap Zafia antusias.
"Okelah,besok jam setengah 7,eh tapi bukannya lo besok sekolah yah?"
"Izin Say"
"Tapikan kalo lo izin lo jadi gak bisa,liat kak Alvian lo dong?" Zafia tertegun beberapa detik mendengar nama Alvian,sebelum gadis itu kembali berucap.
"Iya sih,tapi gak papalah,gue pengen jemput besti gue aja" ujar Zafia.
"Wah serius lo.kalo gitu jangan tarik ucapan lo"
"Iya iya,yah udah gue matiin teleponnya,see you tomorrow Sya" ucap Zafia
"See you Fia, Bey"
"Bey"
Tut
Zafia kembali meletakkan ponselnya keatas nakas, gadis itu menatap langit langit kamarnya dengan senyum mengembang.
***
Zafia menuruni tangga dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya, gadis itu mengeratkan genggaman pada slim bag yang ia kenakan, seperti obrolan singkatnya semalam gadis itu akan kebandara untuk menjemput sahabatnya.Zafia berjalan kearah dapur menemui Bi Dijah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...