Hallo balik lagi sama aku, ada yang masih nyimpen cerita ini di perpustakaan kah?
Happy reading, jangan lupa tinggalkan jejak.
••●●♢✠♢●●••
Fano terpaku di depan ICU tatapan cowok itu menjadi kosong, lubang luka menganga dengan lebar dalam hatinya, likuid bening tanpa sadar membasahi pipinya, pelik yang ia rasa membuat dadanya sesak seketika.
Bagai mimpi buruk yang menjadi nyata ia tak mampu menerima kenyataan yang barusan ia dengar, baru saja ia ingin memperbaiki apa yang telah hilang begitu lama dengan adiknya, tetapi mengapa ia lebih dulu kehilangan sosoknya. Setelah tersadar cowok itu ingin segera menerobos ruang ICU, tetapi pergerakannya di hentikan oleh dokter Ray.
"Kalian tidak boleh masuk!, Masih ada satu pasien di dalam, dan ada beberapa hal yang harus kami urus terlebih dahulu." Ujar dokter Ray
"Aku hanya ingin melihat Fia!, Hikss.." sentak Fano, tubuh lelaki itu bergetar rasanya tak percaya
"Kalian bisa menemuinya setelah di bawa ke ruang jenazah" Ucap dokter Ray mencoba memberi pengertian.
Brukk..
Fano kembali limbung kedua kakinya tak mampu menahan berat badannya, cowok itu terlihat begitu kacau tubuhnya bergetar hebat saat air mata kembali berjatuhan membasahi pipinya, semuanya terlambat tak ada lagi kesempatan untuknya memperbaiki kesalahan yang ia perbuat di masalalu.
Setelah menunggu beberapa saat entah apa yang dilakukan para dokter di dalam sana hingga semua terasa begitu lama akhirnya jenazah Zafia di pindahkan ke ruang jenazah.
Tubuh mereka membeku dengan detak jantung yang seolah berhenti saat bangsal Zafia didorong keluar dari ICU. Waktu seolah berjalan begitu lambat apakah benar diatas bangsal yang tertutup kain putih itu ada Zafia yang tengah berbaring dengan tenang tanpa merasakan sakit lagi?
Alex tersadar pertama kali, lantas cowok itu segera berlari menyusul suster yang membawa bangsal Zafia kian menjauh, seiring itu Fano juga tersadar ia ikut berlari kemudian di susul oleh Aksa dan yang lainnya.
Mereka berhenti di samping bangsal Zafia,
Dengan tangan bergetar Alex menurunkan kain putih yang menutupi tubuh Zafia, jantung nya bertalu nyeri ruang pernapasannya seolah menyempit relung hatinya seperti tertimpa batu sesak dan sakit, likuid bening kembali menetes. Di saat ia melihat sendiri wajah pucat dengan mata yang tertutup rapat dengan sempurnaMulutnya hanya terkunci rapat, namun pandangan mata itu menyorot hampa seolah ikut kehilangan sebagian raganya, sosok yang ia kagumi begitu lama, kini terbaring tanpa nyawa di depannya.
Tak jauh berbeda dengan mereka yang ada di belakang Alex, bahkan kini air mata kembali terjatuh tanpa di minta.
"Fi-a, bangun dek.. bangun Abang di sini Fia bangun dek.. Abang mohon hiks hiks" ujar Fano di sela Isak tangisnya, cowok itu membingkai wajah pucat nan dingin Zafia dengan tangan bergetar.
Aksa berdiri di sisi lain bangsal Zafia Cowok itu mengenyam tangan dingin Zafia dan mengecupnya berkali-kali seiring dengan itu linangan air matanya jatuh tak terkendali
"Kamu tega ninggalin aku Fi.. kamu pernah janji akan selalu ada di sisiku kamu bohong Fia. Kamu bohong, Kenapa kamu gak cerita selama ini.. jadi ini alasan kamu nolak aku? Karena kamu tau, kalau kamu tidak akan ada di sisiku?" Racau Aksa pilu lelaki itu terlihat kehilangan semangat
Adam, Nathael dan Leo dkk yang ada di sana juga tak lepas dari rasa sedih mereka sama merasakan kehilangan. Di sisi lain Alex menatap sendu wajah pucat Zafia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...