≠³⁶≠Badut dan sambutan

52 10 1
                                    

Hello gimana kabar kalian? Aku balik lagi nih? Ada yang masih nungguin cerita ini update? Pertama Tama aku mau bilang makasih buat yang masih baca sampai sejauh ini dan sabar nungguin cerita ini update padahal tidak menentu.. makasih banyak untuk kalian. Udah itu aja dan kembali mengingatkan untuk Vote dan komen sebelum membaca Happy reading Readers stay enjoy All.

"Kau terlihat seperti badut kehilangan lelucon. Bodoh dan mengerikan"

_Zafia Queen'Nara _





Zafia pulang terlambat hari ini, setelah tadi ia menenangkan pikirannya di taman belakang sekolah hingga jam pulang sekolah tiba kini perasaan sedikit jauh lebih baik meski tak bisa di pungkiri banyak hal yang berkecamuk dalam kepalanya.

"Fia kenapa baru pulang nak?" Zafia tertegun di tempat, sedikit terkejut dengan sambutan Viona yang tak mengandung sarkasme seperti dulu. Ini hal yang selalu ia damba selama tiga tahun dimana Viona menyambutnya dengan senyum manis khas seorang ibu.

Zafia masih bergeming di tempatnya Sosok papa dan kedua kakak nya juga mengambil atensi Zafia, mereka bertiga duduk di sofa dengan santai, tak ada tatapan sinis atau benci lagi di sana.

Bahkan Fino tak membuka suaranya sama sekali. Tepukan di bahu Zafia membuat gadis itu tersadar, Ia menoleh kearah mamanya.

Wanita paruh baya itu tersenyum manis "sana naik ganti baju lalu makan" ujarnya

Zafia mengerjap pelan lantas melenggang pergi tanpa sepatah katapun.

Di tutupnya pintu kamar dengan pelan, Zafia berjalan menuju meja belajarnya mengambil buku diary nya, Ia ingin melampiaskan suatu hal yang mengganjal sedari tadi di hatinya.

Dear 23 Desember

Ada apa dengan hari ini?, Tadi sewaktu di sekolah bang Fano mengaku khawatir dengan ku, dia menanyakan keadaan ku. Bahkan Bang Fino yang biasa beradu argument dengan ku mendadak diam saja. Bahkan hingga tadi bang Fino tetap diam tatapan matanya juga berbeda. Apa mereka mulai menyesal? Entah aku tak yakin akan itu. Lalu mama? Kenapa mama berubah begitu lembut pada ku, jujur saja aku senang tetapi ini begitu terasa ganjil untuk ku. Aku tau mama dan papa pasti sudah tau apa yang terjadi pada ku karena itu mereka berubah baik, apa mereka merasa kasihan kepada ku? Mungkin iya, Aku tidak boleh terlalu berharap apa lagi aku akan kehilangan mereka lagi.

Zafia menutup bukunya, dering ponselnya membuat gadis itu menoleh layar ponselnya menunjukkan riwayat panggilan, nama penelepon terpampang dengan jelas di sana 'Dk Ray' .

Zafia mendengus, bimbang harus mengangkat panggilan itu atau tidak, stelah menimang cukup lama dan deringan ponselnya tak berhenti Zafia memilih mengangkat panggilan itu.

"Hal-"

"Zafia kamu kemana saja kenapa telfon saya tidak pernah kamu angkat?" Shit sudah ia duga pasti orang itu akan seperti ini dan lihat saja sebentar lagi pasti orang itu akan mengomelinya panjang lebar layaknya seorang ibu-ibu yang mewanti-wanti anaknya

"Dan lagi kenapa kamu tidak pernah datang kesini?, Kamu lupa ha? Waktu mu tidak banyak! Kamu lupa kamu masih membutuhkan benda itu!, Atau jangan-jangan selama ini kamu memang sengaja? Kamu tidak meminumnya kan? Kenapa kamu sulit sekali di kasih tau! Bagaimana jika semakin buruk kedepannya? Kamu tidak takut kehilangan segalanya ha?" Tepat sekali Zafia memejamkan matanya dengan helaan napas berat.

"Bisakah kau berhenti mengomel tuan Ray yang terhormat?" Pinta Zafia dengan wajah tertekuk sebal.

"Kau ini-"

Q'N Zafia [Problem Twins]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang