"Segampang itu lo nunjukin ekspresi bahagia disaat luka hati lo mengganga?"
_unknow_
*
*
*"Bego! Lo bego Ara!! Kenapa lo harus nangis sih cuma gara gara omongannya bang Fino!ke napa lo jadi cewek le mah banget ha....hikss" Zafia meracau kesal sembari memukul dadanya yang terasa sesak.
Gadis itu terduduk lesu dibawah pohon yang berada ditaman belakang sekolah.ia menyembunyikan wajahnya diantara lipatan tangan yang memeluk kedua lututnya."Gak ada salahnya Lo nangis.dan bukan berarti gara gara lo nangis,lo bisa nyebut diri Lo sendiri lemah." Ucapan itu seketika membuat Zafia mendongak,ia sedikit tersentak kaget dan langsung buru buru menghapus air matanya.
"Enggak siapa yang nangis.Kenapa kak Aksa ada disini?"elak dan tanya Zafia, gadis itu mengalihkan pandangannya.
Aksa menarik sedikit sudut bibirnya,ia beralih duduk disamping Zafia. "Oh yah?.tapi hidung lo merah,mata Lo juga sembab" ujar Aksa
Zafia semakin menunduk 'shit.apa kak Aksa liat gue nangis?'.
"Jangan terlalu keras sama diri Lo sendiri, gimana pun juga lo manusia yang punya perasaan.wajar kalau lo sakit hati sama ucapan Kakak lo" Zafia tertegun mendengar ucapan halus dari kakak kelasnya itu.
seketika matanya kembali memanas.Bayangan bayangan caci makian yang selama ini ia dengar kembali berputar seperti kaset rusak dikepalanya.ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Bahu gadis itu kembali bergetar, sekuat tenaga ia berusaha menahan isakannya agar tak lolos.namun justru membuat dadanya serasa diremas dengan kuat.
Aksa yang tak tega beralih mengelus punggung gadis itu menenangkan walau awalnya sempat ragu,sedikit terasa asing rasanya ketika ia berbuat seperti ini karena ia memang jarang berlaku seperti ini bahkan pada Bundanya dan Tasya saja ia jarang.
"Lo nangis aja, jangan ditahan,kalau butuh sandaran gue akan selalu siap jadi sandaran Lo" ujar Aksa
Zafia menoleh kearah Aksa yang duduk di sebelahnya, gadis itu tersentuh setelah sekian lama kembali mendengar kata kata itu..dulu Fano dan Fino yang berucap menenangkan sekarang jangankan bersedia menjadi sandaran bahkan kini mereka menjadi sumber luka yang hampir membuatnya tumbang.
Aksa tersenyum tipis melihat Zafia yang menatapnya."boleh gue panggil Lo Nara?" Tanya Aksa membuat Zafia mematung sejenak.
"Ke-napa tiba tiba mau manggil gitu?" Tanya Zafia dengan suara paruh
"Yah gak papa sih pengen aja" jawab Aksa
Dengan sedikit ragu ia mengangguk,ia tak berani bersuara lagi, karena suaranya benar benar paruh
Aksa yang gemas dengan tingkah Zafia segera mengacak puncak rambut gadis itu."Mulai sekarang jangan sedih sedih lagi,kalo ada apa apa bilang sama gue" ucap Aksa lugas.
Zafia menganggukkan kepalanya disertai senyum tipis di bibirnya.
Zafia mulai mendapatkan senyunya kembali,tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan.
***
"Bang Fano!,bang Fino!!" Seruan itu menyita hampir seluruh atensi mata manusia diparkiran menatap sumber suara.
Sedangkan yang dipanggil berdiam diri ditempatnya dengan pandangan yang sudah mengeruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...