Tertidur dengan rasa sakit yang baru lalu terbangun dengan luka lama yang sama
*
*
*Pagi sudah hampir beranjak menjadi siang,tetapi Zafia juga belum kunjung beranjak dari tempat tidurnya. Bahkan Fano dan Fino sudah berangkat kesekolah sejak 30 menit yang lalu, gadis itu juga belum sarapan pagi.tak ada orang dirumah selain Bi Dijah dan satpam rumah,Mama dan Papa Zafia sudah berangkat ke LA tadi malam.dan mereka akan berada disana selama kurang lebih 5 bulan atau mungkin bisa lebih lama lagi.
Hanya satu alasan mengapa mereka disana.Tentu saja urusan pekerjaan yang sudah menumpuk.Mereka memang sudah biasa ditinggal keluar kota atau luar negeri oleh kedua orang tuanya.
Sama halnya ketika Zafia sedang sakit seperti sekarang ini pasti hanya ada Bi Dijah yang akan menjaganya.Jangan tanyakan Fano maupun Fino tentu saja mereka tak peduli.
Zafia memang demam setelah pulang kemarin,dan sampai pagi ini demamnya tak kunjung turun, hingga ia harus terpaksa libur untuk sekolahnya.
Tok..tok..
"Non,Non Fia udah bangun?" Suara dari luar pintu dengan sopan itu menyita perhatian Zafia yang masih memejamkan matanya tetapi tak tidur.
Gadis itu dengan berat membuka kembali kelopak matanya yang terasa panas. "Udah Bi,masuk aja" ucap Zafia pelan tapi cukup untuk didengar.
Bi Dijah masuk kedalam kamar Zafia dengan membawa nampan berisi bubur,air mineral dan sebungkus obat penurun panas.
"Non Fia,ini dimakan dulu,trus minum obatnya" ucap Bi Dijah, meletakkan nampan itu diatas nakas.
"Bi,Suapin Nara bisa?" Tanya Zafia pelan.
Bi Dijah tertegun mendengarnya,tak hanya perilah permintaan anak majikannya ini,Tapi Nama itu,Yah Nama itu 'Nara' sudah sejak Tiga tahun yang lalu Nama itu bagaikan terkubur bersama masalalu kini Nama itu kembali terucap?.
"Bi" Panggil Zafia menyadarkan Bi Dijah dari lamunannya.
"Ah,e eh i iya Non,Bisa kok sini Bibi Suapin"ucap Bi Dijah sedikit terkejut.
Dengan sigap Bi Dijah membantu Zafia yang akan bangun,dan bersandar pada sandaran kasur,Panas. Itu yang pertama kali Bi Dijah rasanya ketika tak sengaja bersentuhan dengan lengan Zafia.
Zafia tersenyum tipis "makasih Bi" ucap Zafia tulus.
"Udah kewajiban Bibi ini Non" ucap Bi Dijah tersenyum,dan langsung menyuapi Zafia bubur.
"Ini Non,sekali lagi terus minum obatnya" ujar Bi Dijah menyodorkan satu sendok bubur terakhir.
Setelah menghabiskan Bubur dan meminum obat yang diberikan Bi Dijah,Zafia kembali tertidur kerena efek obat.
Bi Dijah yang masih membereskan kamar Zafia menghela nafasnya panjang,ia pandang wajah pucat anak majikannya itu dengan iba "Non harusnya yang ada disisi Non itu,Tuan dan Nyonya" Batin Bi Dijah sendu. Setelahnya ia melangkah keluar dari kamar Zafia.
***
"Ra lo mau kemana?!!"
"Gue kesana sebentar!!"
"Awas lo lama!!"
"Iya iya"
"Hati hati!"
"Iya!"
"Ara jangan lari Ra!!"
"Shit,ARA AWAS!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'N Zafia [Problem Twins]
Teen Fiction¹² November ²⁰²¹. "Jika kematian yang kalian harapkan semoga Tuhan mengabulkan" Dia tenggelam terlalu dalam dilubang luka yang mereka ciptakan. Dia tidak buta tidak juga tuli hanya saja dia terlalu naif bersikap seolah baik baik saja disaat torehan...