Pandora's Legacy [ Jaeyu ]

Bangau

8.

Ibunya pernah bilang, bangau itu pembawa keberuntungan.

Sejak dulu, bangau telah menjadi simbol bagi kesehatan, umur panjang, serta kecantikan awet muda. Itu seekor burung yang mewakili kesucian dan keharmonisan, serta sifat yang anggun lagi setia.

Makna bangau yang dalam tersebut serta sosoknya yang rupawan telah memikat hati sang pendiri klan Nakamoto, sehingga dipilihlah burung itu sebagai lambang keluarga. Dan seperti halnya pada klan-klan lain, lambang keluarga itu diwujudkan pula sebagai bros yang dapat dikenakan anggotanya dengan bangga.

Sungguh, siapa pun yang pernah melihat bros Nakamoto takkan dapat melupakan betapa cantiknya perhiasan tersebut. Brosnya dibuat dari logam campuran yang bersifat kuat dan ringan, membentuk wujud seekor bangau putih berekor hitam. Bangau itu digambarkan terbang di atas sebatang ranting bunga ceri merah muda.

Kata Ibu, klan Nakamoto diberkati oleh para dewi. Dan perkataan ini memang sejalan dengan legenda yang beredar, bahwa mereka yang memegang bros bangau tersebut akan dijaga oleh kekuatan yang terus mengalir sepanjang masa.

"Meski ramalan bilang, nasib Yuta tidak akan begitu mujur, Ibu rasa kamu tidak perlu khawatir. Ini, Ibu akan percayakan ini kepadamu. Bangau ini akan membimbing dan melindungi Yuta jadi jagalah dia baik-baik."

Yuta tahu itu benar. Hidupnya dapat saja menjadi lebih buruk atau bahkan berakhir andai tak diselamatkan oleh berbagai kebetulan.

Yuta tahu itu benar terutama karena ibunya meninggal dalam kecelakaan tunggal di jalan perbukitan waktu usia Yuta masih delapan, tidak lama setelah bros itu berpindah tangan.

Ternyata, Nakamoto Sora juga bukan orang yang punya banyak keberuntungan. Namun, dia wanita yang hebat dan seorang ibu yang baik. Yuta mengaguminya, menyayanginya, memakai bros bangaunya setiap malam ketika merindukan pelukan sang ibu.

Aneh, karena begitu saja ia pun langsung bisa merasa aman. Seakan ibunya masih di sana, tersenyum menemani ia terlelap.

Tiap mengenakan bros itu, Yuta merasa lebih seperti dirinya. Ada rasa menyatu dengan bangau besi itu, yang tak ia dapat ketika menyematkan bros naga bermata ruby lambang keluarga Lee.

Akan tetapi ... satu pantangan bagi Yuta di dunia ini adalah menjadi dirinya sendiri.

Di depan meja rias, Yuta memandang nanar bros yang terpasang di dadanya. Dalam hati, ia tak henti bertanya-tanya kapan dirinya bisa memakai bros itu dengan gagah dan memamerkannya pada dunia. Kapan dia boleh berhenti bersembunyi seperti ini?

Yuta hanya tahu dirinya yang ini. Dia hanya tahu Nakamoto Yuta. Lee Yuta? Dia tidak kenal siapa pria itu.

Ketangguhannya, harga dirinya yang agung, keanggunannya. Semua yang ada pada Lee Yuta adalah kepalsuan karena tanpa memalsukan semua itu, maka ia takkan cukup baik untuk dihargai.