52.
Yunho menuangkan air dari teko kristal tinggi ke dalam seloki kaca. Mengisinya setengah penuh, pria berusia 32 tahun tersebut kemudian membawa seloki ke dipan. Di sana Kakek beristirahat dengan disangga bantal-bantal duduk. Tangan lelaki tua itu terulur dari balik durumagi biru, hendak mengambil seloki dari tangan sang cucu sebelum Yunho menggeleng dengan senyuman.
"Biar saya saja, Kek."
"Terima kasih ...."
Yunho menempelkan seloki di bibir Kakek dan membantunya minum. Sebelah tangannya menopang punggung Kakek. Setelah beberapa teguk, sang ketua klan menyudahi minumnya dan kembali membaringkan tubuh di atas bantal-bantal.
Sang cucu tertua meletakkan seloki itu di atas meja sebelum balik menempati kursi di samping dipan.
"Kakek ingin makan apa?" dengan lembut, Yunho kembali membuka percakapan. "Biar saya suruh pelayan mengantar cemilan kemari, ya?"
Kakek mengangkat satu tangannya dan menggeleng samar. Diiringi dahi berkerut, ia menatap sang cucu dengan sendu.
"Kau baru mendarat kemarin, Yunho-ya. Sekarang malah sudah repot mengurusiku, padahal semestinya kau juga beristirahat. Masalah kebakaran gudang di Beijing beberapa waktu lalu pasti masih membuatmu lelah."
"Saya kemari memang untuk membantu Kakek," sang alpha tersenyum. "Sebetulnya saya berharap dapat langsung kembali ke Seoul begitu mendengar Jaehyunie tertimpa kemalangan, tetapi mau tak mau mesti mengundurnya akibat terjadi kebakaran itu. Maaf tidak bisa segera membantu di sini waktu itu."
"Kau sudah memberi bantuan yang tidak terkira. Terima kasih sudah menyelesaikan urusan di Beijing dengan baik."
Senyum lebar merekah di paras Jeong Yunho. Ia pun menyingsing lengan kemeja beige-nya dan beranjak memijat kaki Kakek.
"Oh ya," Yunho tiba-tiba teringat, "Kakek, bagaimana kabar Jaehyunie sekarang?"
Mendapat pertanyaan itu, alpha yang lebih tua mengembuskan napas panjang sebelum memejamkan matanya sesaat. Iris kelabunya tampak tak punya harapan ketika terbuka kembali.
"Sulit. Sulit sekali," keluhnya. "Kukira kepulangan butler-nya akan membantu dia kembali lebih baik tapi rupanya perhitunganku meleset. Adikmu bertambah parah, Yunho-ya. Semua staf di rumahnya pun sudah dia pulangkan, termasuk Qian Kun. Ditambah kabarnya sudah hampir seminggu dia menolak untuk makan apa pun ...."
"Ini pasti berat baginya ..." Yunho bergumam prihatin. Wajahnya mengerut pilu. "Saya khawatir. Kalau terus begitu, takutnya dia jatuh sakit. Siapa yang akan menolongnya jika semua staf sudah dipulangkan begini?"
Sang ketua klan mengerjap pelan sebelum mendongak, menatap cucu tertuanya lamat-lamat.
"Yunho-ya, hubunganmu dengan Jaehyunie terbilang akrab, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Legacy [ Jaeyu ]
FanfictionKalau jadi Pandora dan tahu itu hanya bawa petaka, apa kau akan tetap buka kotaknya? . Alpha pewaris takhta klan Jeong sedang terjepit dalam posisi sulit. Entah selanjutnya serangan datang dari mana, ia pun tak tahu. Satu-satunya jalan keluar adalah...