54.
[Sembilan malam lalu, hutan cemara belakang kediaman Jaehyun dan Yuta.]
Sepasang kaki bersepatu bot tahan air menerobos tanah berlumpur di sisi sebuah sungai kecil. Desain tapaknya yang antiselip memudahkan sang pengguna mendaki tanjakan pendek dari bahu sungai hingga mencapai bukaan hutan cemara yang luas. Sejenak ia berdiri di bawah salah satu pohon cemara, di bawah naungan payung hitam lebarnya; memusatkan fokus pada situasi sekitar yang tampak buram dalam kabut dan deru hujan.
Pemilik dari sepasang kaki bersepatu bot itu adalah gadis beriris sekelam air dalam perigi serta berambut sehitam bulu seekor gagak. Dia, Krystal Jeong, yang hanya selalu menatap apa pun di sekitarnya dengan kesan tidak tertarik, pada malam itu mengangkat lentera kaca ke depan wajah seraya menyipitkan mata dengan kewaspadaan tinggi terhadap sekeliling.
Krystal Jeong tidak sendiri. Terlihat bersamanya empat bodyguard wanita berjas hujan yang berpenampilan tangkas. Salah satu dari mereka baru saja menerima informasi lewat alat komunikasi yang ia bawa dan dengan cepat menghampiri sang nona, lalu membisikkan sesuatu di telinganya.
Saat sang bodyguard selesai, Krystal pun mengangguk. "Jadi begitu," katanya. "Di sebelah sana sudah ramai oleh orang-orangnya Yunho, ya. Kalau begitu asalkan dia tidak tertangkap, harusnya dia akan ke arah sini."
"Nona, apakah Anda yakin Tuan Muda Yuta dapat mencapai tempat ini? Bagaimana jika—"
"Kalau dia tertangkap, ya apa boleh buat," Krystal mengedikkan bahu, "berarti sandiwaraku selesai malam ini dan kita beralih ke rencana B. Sudah ada 'kan pasukan kita yang bersiap di tempat parkir kendaraan orang-orangnya Yunho?"
"Sudah, Nona. Seperti prediksi Nona, mereka parkir di sisi lain hutan—yang bertolak belakang dengan arah kedatangan kita."
"Huh, dia memang masuk dari rute paling sulit, ya. Khas Yunho-oppa sekali, merepotkan diri sendiri seperti itu. Tapi baguslah. Pokoknya langsung perintahkan pasukan untuk menyerang mereka jika lawan berhasil menangkap Yuta, lalu kita—ah, suara apa itu?"
Keempat bodyguard seketika mengambil posisi siaga mengitari nona mereka seraya mengangkat pistol masing-masing. Setiap fungsi indera ditajamkan. Musuh dapat saja memergoki keberadaan mereka lebih dulu sebelum Yuta sempat tiba di sini dan itu adalah satu-satunya kelemahan dari rencana ini—namun setelah dengan serius menelaah, mereka menyadari bahwa suara barusan merupakan bunyi ringkik kuda serta teriakan seorang pria.
"Kita maju," titah Krystal, meyakini bahwa asal suara itu tidak jauh dari sana dan hanya berasal dari satu orang saja. Seharusnya itu adalah sosok yang mereka tunggu. Saat ini tidak terdengar suara lain yang mengisyaratkan bahwa dia diikuti pengejar, namun jika mereka tidak bergerak cepat, para pengejar itu dapat tiba dalam sekejap ....
Lumpur bercipratan di bawah tapak sepatunya sementara Krystal berlari. Di antara cemara ia nyaris berpapasan dengan sesuatu berwarna putih besar yang bergerak cepat—seekor kuda, Krystal tersadar. Kuda tanpa penunggang. Itu membuat Krystal mengernyitkan dahi lalu berlari lebih kencang menuju asal kedatangan kuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Legacy [ Jaeyu ]
FanfictionKalau jadi Pandora dan tahu itu hanya bawa petaka, apa kau akan tetap buka kotaknya? . Alpha pewaris takhta klan Jeong sedang terjepit dalam posisi sulit. Entah selanjutnya serangan datang dari mana, ia pun tak tahu. Satu-satunya jalan keluar adalah...