Singkap

422 54 62
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12.

Pengantar paket membunyikan bel pagi-pagi dan kebetulan Yuta sedang memasang sepatu di depan pintu, bersiap pergi tanpa sarapan. Ada dua paket yang datang dan keduanya ditujukan buat sang alpha. Yang satu hanya berupa amplop cokelat dengan identitas pengirim tak dikenali, sementara satunya lagi, adalah kotak hitam elegan berhiaskan pita beige.

Yuta dengan hati-hati membuka kotak kecil itu lebih dulu.

Demikian tertulis pada kartu yang diselipkan bersama sebuah jam tangan kulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demikian tertulis pada kartu yang diselipkan bersama sebuah jam tangan kulit.

Dan Yuta tanpa sadar menggeleng sedikit takjub. Ah, orang-orang kelas atas ini mengapa kaku dan beradab sekali? Mereka mungkin akan terkejut kalau Yuta bilang meminta maaf lewat telepon saja sudah cukup.

"Apa ini?" tanya Bibi, yang datang tanpa suara dan tahu-tahu sudah berada di belakangnya.

Yuta menghela napas. Lekas ia simpan kotak itu beserta segala isinya di dalam tas.

"Hadiah dari teman," jawabnya datar, lantas mencari amplop cokelat tadi. Tetapi ke mana perginya, ya? Seingatnya tadi ia letakkan di atas meja sini ....

"Ini hadiah dari teman?"

Sesuatu terkesan ganjil dari intonasi bibinya bicara. Yuta yang semula tak berminat menatap wajah itu jadi berbalik dengan sendirinya―menemukan Bibi berdiri memegang amplop cokelat, mengangkat tinggi-tinggi beberapa lembar foto yang ia duga merupakan isi dari amplop tersebut.

'Itu ....'

Netra Yuta membeliak. Secepat kilat ia rampas lembar-lembaran tersebut dari tangan sang bibi.

"Kalau bukan urusan Bibi maka tidak perlu mengurusinya," tegur Yuta geram. Tangannya terkepal erat menahan jengkel. "Kata-kataku cukup jelas, 'kan, Bibi? Hormati privasiku, atau aku terpaksa mengacaukan semuanya. Bibi yang pilih."

Sang bibi masih bergeming seolah semua perkataan Yuta hanya lewat di atas kepala. Itu membuat Yuta tak tahan lagi dan memutuskan untuk langsung keluar dari rumah. Di luar pagar, mobil Jaehyun sudah menunggu.

Pandora's Legacy [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang