Parabawa

381 48 51
                                    

11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

11.

Langit telah gelap sempurna ketika mereka memasuki ruas jalan yang biasa dilewati Yuta untuk pulang. Berkebalikan dengannya, bumi beraksi dengan sejuta ragam pancaran cahaya. Lampu-lampu dari penerang jalan, kendaraan bermotor, dan bangun-bangunan pencakar langit lambang kedigdayaan Seoul bekerja penuh semarak memanjakan mata.

Ini hari yang cukup melelahkan baik bagi Jaehyun maupun Yuta. Sedari pagi, mereka telah dipusingkan oleh perkara kerjaan dan juga persiapan nikah, berulang kali dibuat bolak-balik kantor lantaran ada pertemuan dengan Nona Jeon saat pagi serta pengepasan ukuran di butik saat sore. Ditambah pula, hari ini Jaehyun menyetir sendiri, sehingga sekarang cukup terasa di tubuhnya sensasi pegal yang menjalar di sekujur pundak hingga ke punggung.

Yuta di sebelahnya masih duduk manis sambil bermain ponsel dengan riang. Sementara Jaehyun menghela napas penat, suara cekikikan justru terdengar dari pria bermarga Lee―yang membuat Jaehyun spontan mendelik.

Masih bisa tertawa?

Padahal sepanjang hari dia tak kurang sibuknya dari Jaehyun, tapi kok masih kelihatan segar saja ....

"Menertawakan apa?" tanyanya spontan.

Alpha itu menoleh. Ia pandang-pandangi Jaehyun sedikit heran (mulai kapan Jaehyun tertarik buat menginisiasi percakapan normal dengannya?) sebelum telunjuknya mengacung pada sesuatu di layar ponsel.

"Oh, tidak kok. Hanya, emmm, aku sedang mengobrol dengan Doie dan ..." Yuta menggigit bibir bawahnya menahan cengiran, "ummm, kau tahulah ... ketika kekasihmu menggombal dan kau dibuat berbunga-bunga ...."

Tatapan Jaehyun seketika datar tertuju pada wajah tersipu milik sang tunangan. Yuta mencoba menutupi senyum lebarnya dengan mengepalkan tangan di depan bibir, tetapi percuma. Tentu saja Jaehyun masih dapat melihatnya.

Lantas sang pewaris pun mendengus lalu berpaling ke jalanan.

"Norak," semburnya penuh dengki.

Perkataannya sukses menggugurkan senyum lebar Yuta, meninggalkan hanya rasa jengkel dalam dada si alpha Lee yang kini menatapnya malas.

"Benar-benar ya, kau ini ada masalah apa? Aku jadi berpikir kau itu sebetulnya iri gara-gara belum pernah pacaran."

"...."

Jaehyun diam, Yuta pun ikut diam. Beberapa detik berlalu masih dalam keheningan hingga Yuta menyadari apa artinya kebungkaman pria itu.

Tak bisa menahan dirinya, Yuta melotot.

"Demi Tuhan?! Kau belum pernah pacaran selama 28 tahun?!"

Diangkatnya kedua tangan guna menunjukkan kombinasi angka tertentu, lalu mengimbuhkan dengan penuh penekanan. "Dua. Puluh. Delapan. Tahun, Jeong?!"

"Berisik," decak Jaehyun. "Memangnya pacaran sepenting itu?"

"Meskipun bagimu tidak penting tapi masa kau tidak pernah iseng ingin coba? Lagipula kau ... Ah, sulit dipercaya."

Pandora's Legacy [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang