Badai

312 42 22
                                    

30

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

30.

"Sudah kuduga jadinya bakal begini."

Kesenyapan panjang yang timbul sejak Wendy pergi mengumpulkan data penunjang membuat Jaehyun tak mengantisipasi kehadiran orang lain. Ia pun terlonjak, dengan sepasang mata yang terbelalak menatap kaget dua sosok di muka pintu.

"Kalian―"

Suaranya tercekat. Untuk beberapa saat, Jaehyun mengira dirinya sudah pingsan dan sekarang tengah bermimpi.

Di sana, Nakamoto Yuta mendesah panjang sebelum menghampirinya dalam langkah-langkah lebar diikuti Qian Kun.

"A-apa yang kalian lakukan di sini? Bagaimana―"

Rentetan pertanyaannya terlupakan begitu Qian Kun meletakkan di atas meja itu sebuah gawai berukuran 16 inci. Sebuah laptop, dan Jaehyun seketika mengenalinya.

"Ini dari perpustakaan," kata Yuta, menjelaskan kepada Jaehyun yang termangu. "Kau bilang semua bahan untuk rapat kaukerjakan di laptop ini, 'kan? Untung saja aku masih ingat."

"... Ini ...."

Sepasang netra itu bergetar.

Jeong Jaehyun tidak ingat pernah bergerak secepat itu seumur hidupnya―secepat dirinya bangkit untuk merengkuh kedua alpha pirang di hadapannya erat-erat.

"Oh―terima kasih. Terima kasih!" tubuh Jaehyun menggigil, menahan betapa hebat sensasi saat ketegangannya berakhir dalam kelegaan. Ia menggeleng. "Jika kalian tidak menyelamatkanku maka aku pasti akan tamat! Benar-benar akan tamat!"

"Sejujurnya Tuan Muda sudah tamat sejak lama jika bukan karena saya," timpal Kun setengah bercanda.

Kedua tangan Jaehyun lantas meremas pundak butler-nya. Lewat tatapannya, ia seolah ingin menyampaikan sekuat apa rasa sayang serta penghormatannya teruntuk Kun saat ini.

"Terima kasih, Gege, sungguh," ucapnya kepada Kun, yang menanggapi dengan senyuman.

"Yuta lebih pantas mendapatkannya," Kun mengerling sang pemilik nama. "Dia curiga masih ada perangkap lain hari ini, lalu menyimpulkan bahwa itu pastilah dokumen rapat. Kau dan Wendy tidak bisa dihubungi makanya langsung saja kami naik jet ke sini."

Jaehyun tersentak. "Itu aneh! Kami juga tidak bisa menghubungi siapa pun! Barusan akhirnya bisa setelah pakai telepon kantor, tapi kalian tidak menjawab. Kukira sibuk mengurus pesta, rupanya baru mendarat?"

"Betul. Mungkin jaringan ponsel kalian juga sudah bermasalah."

"Mungkin," gumamnya, dan tiba-tiba tertegun.

"Jaehyun? Ada apa?"

"Tunggu ..." Jaehyun mengerutkan kening. "Tadi kau bilang, 'perangkap lain'?"

Sorot meminta penjelasan dari sang alpha membuat Yuta menghela napas.

"Ada yang mengacaukan menu katering," jawabnya singkat, dan langsung meneruskan sebelum Jaehyun memberondong dengan tanya. "Intinya semua sudah terkendali jadi kuceritakan nanti saja, oke? Rapatmu tinggal lima belas menit lagi, bergegaslah!"

Pandora's Legacy [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang