Kombusi

236 39 101
                                    

41

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

41.

"Bawang putih?" Yuta berbisik. Rasa mual yang tadi Sunyoung rasakan seolah tertular kepada dirinya sendiri.

Jaehyun menatap Yuta penuh tanya sementara di belakang mereka para anggota keluarga riuh berspekulasi. Berkali-kali suami Sunyoung terdengar menegaskan: istrinya hanya memiliki riwayat anemia dan tidak ada serangan jantung. Sunyoung yang pusing mungkin bisa dijelaskan tetapi bagaimana dengan rasa sakit di dadanya? Bagaimana dengan rasa mualnya?

"Mungkinkah Sunyoung telah diracun?!" ibunda Jeong Yunho berteriak ngeri. "Mungkinkah dia begini karena racun!?"

"Memang."

"...."

Semua yang mendengar itu serentak membeku.

'... Apa-apaan orang itu?' pikir mereka. 'Mengapa dia bisa dengan lantang membenarkan dugaan yang jelas-jelas akan menempatkannya dalam posisi sulit?'

Dengan horor mereka berpaling kepada Yuta—Yuta yang alih-alih menjelaskan kalimatnya lebih lanjut, malah melompat di atas kakinya dan berlari. Aksi yang menyebabkan hampir mereka semua terperanjat.

"H-hei! Dia kabur!"

"Ada apa ...?"

"Ayo ikuti dia!"

Jaehyun tak dapat mencegahnya saat para anggota keluarga berbondong-bondong menyusul Yuta. Ia berdecak. Kepalanya berpaling kepada Kun yang sedang menggantikan Sungchan yang kelelahan.

"Kun-ge, lebih baik pindahkan Bibi ke panggung saja. Itu akan mempermudah kita ketika ambulans datang. Ah, jangan lupa minta beberapa lembar handuk juga kepada pelayan untuk mengeringkan Bibi."

"Baik, Tuan Muda."

Jaehyun balas mengangguk.

Tanpa membuang waktu, Kun dan Sungchan langsung membawa Sunyoung dengan penuh kehati-hatian. Sementara itu, ayah Sungchan membantu memapah Kakek di belakang. Jaehyun turut mengekori mereka hingga ke jalan setapak, namun alih-alih mengikuti keempat pria lainnya berbelok menyusuri jalan itu, sang pewaris malah memisahkan diri menuju jembatan.

Ada yang tidak beres di sini.

Jaehyun seketika digerogoti perasaan buruk itu sejak membuat pijakan pertamanya di atas lantai kayu jembatan. Dengan jeli, sepasang matanya yang tajam mengamati setiap seluk serta sudut untuk mencari keanehan. Masih tidak ada apa-apa.

Hati-hati, ia lalu membungkuk di sisi jembatan yang pembatasnya ikut runtuh tadi kemudian mengamati pinggirannya, menemukan suatu benda putih keras menempel di sana.

Jaehyun mengelupas ujung benda itu sedikit dan meraba teksturnya, mencium bau samarnya. Aroma yang familier terendus dari sana membuat dahi pria itu lantas mengernyit.

Segera ia mengeluarkan sapu tangan lalu menyimpan temuan itu di dalam lipatannya. Selagi itu, matanya sekali lagi menyapu sekitar.

Memutuskan bahwa sudah tidak ada yang dapat diamati lebih lanjut olehnya, Jeong Jaehyun lekas berdiri dan berjalan cepat-cepat mengikuti jejak yang lain.

Pandora's Legacy [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang