40.
"Datang sendirian, hyung?"
Jaehyun mengangguk. Bokongnya dihempaskan pada salah satu dari dua kursi kosong yang tersisa dan detik itu juga mencomot kue sus di meja.
"Kau terdengar kecewa," tunjuknya sambil menatap Mark yang mengerjap.
"Eh, bukan begi—"
"Astaga, Mark. Tidak sopan! Padahal Jaehyun-hyung sudah sengaja menyempatkan datang karena kau terus merongrongnya."
"Xiaojun benar. Bagaimana coba perasaan Jaehyun ketika mendengarnya? Jaehyun-ah kamu baik-baik saja?"
"Hyuuung ...."
"Sudah, sudah," lerai Jaehyun, meski sendirinya cukup menikmati melihat Mark jadi bulan-bulanan Xiaojun dan Winwin. Memang sudah nasib anak itu selalu jadi target favorit untuk dikerjai dalam lingkaran pertemanan mereka.
Alpha yang hari ini mengenakan kemeja strip biru tua dan jins gelap itu mengangkat tangannya memanggil pelayan, sebelum kemudian melanjutkan.
"Omong-omong, Yuta mengirimkan salam buat kalian semua. Sekalian minta maaf karena tidak bisa datang. Dia sangat senang waktu kuajak, tapi bagaimanapun dia sudah ada janji untuk menemani Kakek pergi memancing hari ini."
Sontak Mark Lee tertawa takjub. Ditatapnya Jaehyun bulat-bulat. "Whoa, Yuta-hyung!"
"Bukankah mereka cukup sering pergi memancing bersama?" tanya Xiaojun, yang diangguki Winwin tanda sepakat.
"Kurasa sekarang kita sudah tahu siapa menantu favorit kakekmu," Rosé ikut menimpali membuat Jaehyun terkekeh.
"Sepertinya begitu," ujarnya. "Dulu saja Kakek tidak suka melihat Yuta mengecat rambut, tapi minggu lalu, Kakek malah bertanya pada Yuta sebaiknya dia mengecat rambutnya sendiri jadi warna apa."
"No way!" heboh teman-teman.
"Aku juga hampir tidak percaya waktu pertama mendengarnya dari Yuta," Jaehyun terkekeh.
"Ya, 'kan? Tuan Besar Jeong bisa gaul juga ternyata ...."
Dengan seringai lebar, Jaehyun berpaling kepada seorang waiter yang menghampiri. Ia menyebutkan minuman serta makanan ringan pesanannya. Sementara itu, teman-teman di sampingnya sudah kembali mengobrol sembari mereka duduk-duduk di meja teras.
Pas sekali langitnya sedang bagus di luar sini. Apalagi sejak beberapa minggu ini, hari yang terik telah berakhir, dan cuaca pun telah berubah lebih sejuk menegaskan kedatangan musim gugur.
Roseanne Park hanya membiarkan dua kue sus yang tersisa di piringnya menjadi bahan rebutan ketiga temannya. Tak ia pusingkan perdebatan konyol itu (demi Tuhan, mereka bukannya tidak punya uang untuk memesan sepuluh piring lagi!) dan lebih memilih untuk bercengkrama dengan alpha keturunan Jeong yang sedang menikmati suasana luar kafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Legacy [ Jaeyu ]
FanfictionKalau jadi Pandora dan tahu itu hanya bawa petaka, apa kau akan tetap buka kotaknya? . Alpha pewaris takhta klan Jeong sedang terjepit dalam posisi sulit. Entah selanjutnya serangan datang dari mana, ia pun tak tahu. Satu-satunya jalan keluar adalah...