15.
Kim Doyoung muncul menyusuri lapangan parkir seorang diri setelah matahari terbenam belum lama. Kekasihnya tak lagi ditemukan bersamanya. Rencana makan malam bersama, menemani ke klinik, mengobrol santai sepanjang jalan―pada akhirnya satu dari keinginan-keinginan kecil itu pun gagal terlaksana.
Tak ada yang dapat diperbuatnya kecuali menghela napas. Kerah jaket denimnya ia rapatkan menutupi leher ketika angin bertiup sedikit kencang hingga helai rambut gelapnya berkibar.
Dengan waswas, kepalanya terangkat menghadap ke langit. Warnanya merah muda. Memang tak dipungkiri indahnya, namun juga sedikit ganjil. Kecantikan nan mencekam bagai kisah cinta tragis dalam drama musikal.
Menaikkan tempo langkah, Kim Doyoung berpaling pada sedan hitam klasik miliknya yang hanya kelihatan atapnya dari posisi ia berada. Baginya sudah cukup menikmati langit merah muda itu; sebentar lagi juga bakal terbasuh tinta malam dan ketika itu terjadi maka telah terlalu larut untuk berkendara. Ia harus menghindari kemacetan atau dirinya akan tiba di jalur pendakian ketika sudah sangat gelap. Sejujurnya itu jalur alternatif yang sepi dan kekurangan lampu sehingga agak rawan, namun itulah rute paling lancar untuk mencapai apartemennya pada jam-jam sebegini.
Berdiri di samping mobilnya, Kim Doyoung baru saja memasukkan kunci ke lubang kunci ketika sesuatu di lantai parkir menarik perhatiannya.
Ada suatu jejak basah yang agak mencolok di bawah ban depan sebelah kiri. Jejaknya tidak banyak, pun tidak berwarna. Pasti akan langsung luput dari perhatian andai langit sudah berubah lebih gelap.
Serta-merta ia berjongkok untuk melihat lebih jelas. Matanya menyipit heran bercampur waswas.
Doyoung tahu itu bukan kebocoran oli―namun bukan berarti dirinya bisa lega ....
Dengan panik pemuda itu memasukkan tangannya ke sela-sela di antara mobil dan ban lalu mulai mencari. Berbekal ingatan tentang letak dan bentuknya, beberapa saat kemudian Doyoung berhasil menemukan benda itu. Ia susuri dengan ujung jemari karena matanya tak dapat melihat ke bawah sana, namun itu pun sudah cukup untuk membuktikan kecurigaan.
Benar. Ternyata memang ada yang tidak beres. Tidak perlu lama memikirkannya karena Doyoung tahu apa artinya ini.
Selang rem mobilnya sudah dipotong.
Napas Doyoung tercekat. Sekujur punggungnya mendadak dingin. Cepat-cepat ia bangkit dan mematung kaku di sisi mobilnya sembari menatap jejak basah itu penuh horor.
... Ada yang sengaja melakukan ini kepadanya.
Secepat kilat ia menoleh ke kiri dan ke kanan, berbalik ke belakang, berputar panik di atas tumitnya dengan setitik harap menemukan petunjuk dalam bentuk apa pun itu. Mungkin saja ada semacam jejak sepatu atau sepotong kain nan terkoyak, namun ia malah mendapati beberapa pasang mata tengah mengawasinya dari dalam sebuah Lexus hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Legacy [ Jaeyu ]
FanficKalau jadi Pandora dan tahu itu hanya bawa petaka, apa kau akan tetap buka kotaknya? . Alpha pewaris takhta klan Jeong sedang terjepit dalam posisi sulit. Entah selanjutnya serangan datang dari mana, ia pun tak tahu. Satu-satunya jalan keluar adalah...