Perangkap

420 43 47
                                    

29

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

29.

Seminggu kemudian ....

Pukul dua pagi saat udara teramat dinginnya, Yuta dan Kun diketemukan sedang berdiri di pelataran rumah mengantarkan keberangkatan Jeong Jaehyun. Koper-koper dinaikkan ke bagasi oleh beberapa pembantu, yang ajaibnya masih tampak segar dan bersemangat pada pukul sebegini. Memperhatikan mereka, kelihatannya seisi rumah telah ikut resah menantikan masa tersulit sang tuan muda berakhir.

Sebab semua berjalan sesuai dugaan―dugaan yang terburuk.

Rut Jaehyun kali ini memang tidak berlangsung seperti biasa. Dia tidak berakhir di hari kelima, melainkan berlanjut hingga hari keenam dan ketujuh―sempat membuat panik sepasang alpha karena benar-benar akan jadi masalah andai Jaehyun melewatkan serangkaian board meeting dan pesta ulang tahun gara-gara ini.

Untunglah, dan benar-benar berkat suatu keajaiban, rut itu dipastikan selesai total pada dini hari jatuhnya jadwal rapat. Gejala-gejala rut tidak muncul setelah 24 jam, yang disambut sepasang alpha dengan sorakan lega. Detik itu juga, Yuta memesan tiket penerbangan yang sudah diincarnya sejak tiga jam lalu―pilot pribadi mereka tidak sedang dalam kondisi prima, makanya Jaehyun berangkat naik pesawat komersial―sementara Jaehyun lekas menghubungi sekretarisnya yang selalu bersiaga menunggu konfirmasi si bos.

Dan sekarang, di sinilah mereka, memulai hari yang panjang ini dengan banyak kesibukan bahkan ketika langit masih buta.

"Sudah bawa stok suppressant buat jaga-jaga?" tanya Yuta sambil merapatkan jaket di tubuhnya.

Jeong Jaehyun berpaling dari urusan koper, melangkah ke hadapan suaminya lalu mengangguk. "Sudah kusiapkan."

"Pakaian ganti tambahan?"

"Juga sudah."

"Jangan lupa mengingatkan Wendy-ssi untuk membawa materi presentasimu."

Mendengarnya, netra Jaehyun mengerling.

"Dia nyaris berteriak memintaku berhenti bicara karena hanya itu yang kuucapkan kepadanya sejak tadi."

"Kuharap itu tidak membuatmu ingin meneriaki juga," gurau Yuta menyeringai.

Pintu bagasi ditutup, dan menurut Pak Kwon mereka siap untuk berangkat. Jadwal penerbangan ke Jeju memang masih tiga jam lagi, tetapi perjalanan ke bandara hampir menghabiskan durasi satu jam; dia sebaiknya berangkat sekarang jika tidak ingin terlambat.

Sudah saatnya untuk pergi.

Sang pewaris menyempatkan dirinya melempar anggukan penuh arti kepada Qian Kun yang balas tersenyum tipis. Jaehyun berharap agar Kun menjaga Yuta selama ia pergi, dan Kun pasti mengerti maksudnya hanya dengan mencermati sorot mata sang tuan. Itu memberi Jaehyun semacam rasa tenang, terlebih saat ia berpaling dan menemukan alpha bermata bulat di sana yang memandanginya lugu.

Pandora's Legacy [ Jaeyu ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang