24.
Seakan petir tiba-tiba menyambarnya, Nakamoto Yuta mendadak melompat menghindari sentuhan itu.
Dan Jaehyun pun terkejut, begitu pula Yuta. Rasa bersalah baru datang setelahnya dan Yuta seakan dapat mengecap itu di lidahnya.
Reaksinya ini muncul semata-mata karena dikagetkan oleh ingatan tentang Doyoung. Sama sekali bukan karena Jaehyun. Namun, di mata Jaehyun pasti tidak begitu ....
Menelan ludah, hati-hati Yuta melirik alpha yang terdiam. Manik kembar sang pewaris klan Jeong sedikit memancarkan luka; melihatnya sanggup membuat sudut hati Yuta berdenyut ngilu.
"Yuta ...?" panggil Jaehyun bingung.
"J-jangan meremehkanku, aku bisa sendiri!" kilahnya gugup sambil tergesa-gesa membersihkan dedaunan dari tubuh―membuat Yuta kian mempertanyakan dirinya sendiri. Dia sengaja bilang begitu agar Jaehyun tidak merasa buruk. Kenapa memangnya kalau Jaehyun merasa buruk?
... Mungkin, sebenarnya Yuta tahu jawaban untuk itu.
Yuta bisa menebaknya, karena hanya dengan membayangkan Jaehyun menjadi murung saja telah membuat hatinya serasa tersayat seribu kali. Yuta bisa menebak, dan itu kian membuatnya ingin lari.
Jadi, dia lari. Tergesa-gesa ia bangkit menghampiri tanjakan pendek. Namun langkah-langkah Jaehyun dengan sialnya mengekori lekat di belakang.
"Yuta? Apa kau baik-baik saja?"
Dapat didengarnya suara Jaehyun berubah khawatir dan Yuta mengetatkan rahang. Nyeri di sudut hatinya ini tidak nyaman. Begini hanya karena suara seseorang ...?
"Aku lelah dan lapar, mau pulang saja," dustanya tanpa menoleh.
Dia tidak lelah. Dia tidak lapar. Namun apa lagi yang mesti dikatakannya? Tidak mungkin bilang, "Hei Jaehyun, aku tidak bisa berduaan denganmu sekarang karena aku punya perasaan aneh untukmu dan itu membuatku merasa bersalah kepada Doyoung."
Meski itu kejujurannya, terkadang kejujuran tidak selalu benar.
Setidaknya, bagi Yuta ini adalah kesalahan. Terlalu cepat, terlalu mudah. Benar-benar suatu kesalahan.
Maka dari itu, hingga ia dapat meluruskan kembali tujuan di hatinya, Yuta akan menghindar. Dia tidak akan berduaan lagi dengan Jaehyun. Kalau perlu juga tidak lagi menatap matanya meski kehangatan di mata itu menenteramkannya. Perasaannya tidak boleh berubah seperti―
Hup.
"H-huh ...?"
Sang alpha terenyak. Langit luas dan wajah Jaehyun yang tanpa ekspresi tiba-tiba tampak di depannya.
Semenjak kakinya pulih, Jaehyun tak pernah lagi menggendong Yuta ke mana pun. Yuta tidak meminta, dan Jaehyun tidak menawarkan. Sudah bisa berjalan sendiri buat apa digendong lagi? Begitu Yuta bilang dan Jaehyun tidak mendebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandora's Legacy [ Jaeyu ]
FanfictionKalau jadi Pandora dan tahu itu hanya bawa petaka, apa kau akan tetap buka kotaknya? . Alpha pewaris takhta klan Jeong sedang terjepit dalam posisi sulit. Entah selanjutnya serangan datang dari mana, ia pun tak tahu. Satu-satunya jalan keluar adalah...