#1. Jangan Berharap

7.5K 232 1
                                    

"Kak Rega mau kemana?" tanya polos Vera menatap pria yang baru beberapa jam yang lalu telah resmi menjadi Suaminya diusianya yang baru menginjak 17 tahun.

Rega yang awalnya berjalan berniat meninggalkan kamar dengan membawa bantal dan selimut membalikkan badannya, memberi tatapan dingin pada gadis yang terpaut usia satu tahun lebih muda darinya.

"Kamu kira saya akan tidur satu ranjang denganmu?"

BRAAK...

Vera menyentuh dadanya kala merasa terkejut saat mendengar kalimat tajam yang dilontarkan oleh Suaminya beserta bantingan pintu yang sangat keras.

Perlahan Vera membaringkan tubuhnya dikasur empuk dan juga luas yang seharusnya bisa digunakan untuk tidur lebih dari satu orang, tapi teman tidurnya lebih memilih tidur ditempat lain.

Vera menggeleng keras berusaha melupakan kejadian barusan, ia harus tidur cepat dan bangun lebih pagi dari biasanya agar besok bisa kembali ke sekolah asramanya.

Vera satu sekolah dengan Rega. Sekolah disekolahan asrama yang diidamkan semua orang karena kualitas dan fasilitasnya yang bagus, yang hanya bisa dimasuki oleh orang-orang cerdas dan berdompet tebal.

Jika Vera hanya murid biasa yang tak terlalu mencolok dan hanya menarik perhatian beberapa orang karena pribadinya yang misterius serta wajahnya yang lumayan, beda halnya dengan Rega yang anak emas disekolah tersebut.

Bahkan tak ada satupun orang yang tak mengenal Rega. Pria dengan wajah rupawan dan otak cerdas serta harta kekayaan yang melimpah membuat siapapun pasti mengenalnya hanya dengan menyebutkan namanya.

Vera tau jika Rega membenci perjodohan ini dan juga dirinya. Tapi kenapa pria itu sama sekali tidak berusaha untuk menutupinya dan malah membuat batinnya merasa terbebani.  Apakah setidakpantas itukah Vera bersanding dengannya?
....

Rega perlahan membaringkan tubuhnya didepan televisi. Bukannya tak ada kamar lain, hanya saja ia malas beres-beres karena kamar itu tidak pernah ditempati. Sudah dipastikan ruangan itu kotor dan berantakan.

Ruang belajarnya juga belum sempat Rega bereskan. Rega berpikir tak apa jika tidur disofa untuk semalam daripada harus tidur bersama seorang wanita, karena besok ia akan kembali ke asrama.

TING...
Rega yang semula memejamkan matanya kembali membuka matanya saat mendengar notif chat dari ponsel miliknya.

Arkan

Kapan balik ke sekolah?

Besok.

Setelah membalas pesan dari temannya, Rega meletakkan kembali ponselnya disamping bantal. Pria itu membasahi tenggorokannya saat mengingat kejadian yang hampir membuat dirinya tak memiliki teman sama sekali dua bulan yang lalu.

Lalu sekarang bagaimana? Apa yang akan terjadi dengannya sekarang? Bagaimana ia bisa memilih antara janji yang ia buat dengan sahabatnya, atau janji yang Rega buat dengan almarhum Kakeknya untuk menggantikan Sepupunya yang sakit agar menikahi Vera, wanita yang saat ini sudah jadi Istri dan tanggung jawabnya

.....
Flashback....

Setelah selesai latihan basket, seperti biasa dibangku tempat duduk Rega pasti terdapat begitu banyak jajanan dan surat yang berasal dari anak-anak perempuan yang ada disekolahnya.

Sudah menjadi hal wajar jika bangku pria itu terdapat banyak pernyataan cinta dari para siswi, tapi tak ada satupun yang diterima oleh Rega. Pria itu justru lebih memilih memberikan jajanan itu pada teman-teman sekelasnya daripada mubazir.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang