Rega berjalan pelan menuju ke kelasnya. Beberapa hari ini Rega merasa tak enak badan, ia jadi sering pusing dan lemas.
Meskipun keadaan Rega terlihat kurang sehat, tapi tetap saja tak ada satupun temannya yang berniat menanyakan keadaannya meski hanya untuk sekedar basa-basi. Bahkan teman-teman yang satu kamar dengan Rega sama sekali tak mau berbicara dan justru mengabaikannya seolah pria itu adalah angin yang tak terilihat tapi terasa.
Baru sampai didepan kelas Adik kelas, langkah kaki Rega terhenti saat melihat Arkan tengah berdiri didepan pintu kelas Vera sambil membawa bungkusan kado dibelakang tubuhnya. Rega berpikir jika Arkan ingin menyatakan perasaannya lagi, tapi ternyata bukan itu.
Vera keluar dengan mata tertutup sambil digiring oleh Ria dan Elsa, sedangkan dibelakang mereka ada Dela yang tengah membawa kue ulang tahun.
Dela memberi isyarat pada Elsa untuk membuka penutup mata Vera saat dirinya sudah ada dihadapan gadis itu.
"SELAMAT ULANG TAHUN KE TUJUH BELAS VERA"
Dela, Elsa, Ria, dan juga Arkan langsung mengucapkan selamat saat Vera baru membuka matanya. Vera tersenyum sambil menerima kado-kado dari mereka.
"Makasih," ucap tulus Vera menatap mereka berempat.
"Tiup dong lilinnya," Vera tersenyum sekilas ke arah Dela sebelum meniup lilin diatas kue yang berada dihadapannya.
Rega melanjutkan langkah kakinya begitu Vera selesai meniup lilin, ia hanya tak mau jika Istrinya sadar jika dirinya tengah memperhatikannya.
Rega merasa sangat bodoh, bisa-bisanya ia tak tahu jika hari ini adalah ulang tahun Vera. Ibu dan Mama mertuanya juga tak memberitahukan apapun pada Rega yang belum membeli apapun untuk hadiah ulang tahun Vera.
Setelah meniup lilin yang terpasang diatas kue ulang tahunnya, mata Vera tak sengaja menangkap sosok Rega yang tengah berjalan menggunakan jaket tebal menuju ke kelasnya. Pria itu nampak pucat, tapi tetap memilih sekolah. Dasar anak ambis.
"Ver harapanmu apa?" antusias Dela membuat Vera menatapnya lalu tersenyum tipis.
"Setiap tahun doaku sama"
"Apa?"
"Aku ingin memiliki umur panjang. Tapi untuk kali ini aku menambahkan doaku," jelas Vera membuat teman-temannya menatapnya penasaran.
"Apa?"
"Aku ingin panjang umur agar bisa menyaksikan anakku nanti tumbuh dewasa"
Saat Vera mengucapkan hal itu, tiba-tiba pipi Arkan memanas. Pria itu kini tengah membayangkan sesuatu hal yang bisa membuat dirinya gila.
Arkan membayangkan jika dirinya memiki dua sosok wanita yang sangat dia sayang dan cintai dihidupnya, pasti dirinya akan jadi pria terbahagia didunia.
"Masih kecil udah anak-anakkan aja, pikirin gimana caranya bisa lulus sekolah dan masuk diunniversitas terbaik yang diinginkan," cibir Elsa membuat Vera tertawa pelan.
"Cuman berharap apa salahnya?" elak Vera membuat Elsa mendecak kesal.
....Sore ini, setelah pulang sekolah. Vera membuka kado-kado yang diberikan oleh teman-temannya. Setelah membuka semua kado dari temannya, Vera beralih membuka kado pemberian dari Arkan.
Vera mengeryit bingung saat didalam kado milik Arkan ada dua benda, yaitu jam alarm dan juga novel komik manhwa yang memang ia inginkan. Vera membuka secarik kertas yang diselipkan dibawah novel.
"Aku tahu kamu suka membaca komik, tapi kamu harus ingat waktu! Jangan lupa istirahat dan makan, lalu jangan sampai terlambat lagi ke sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...