#31. Aneh

1.5K 95 0
                                    

Saat ini Rega dan Vera bersama kedua orang tuanya berada dimobil yang dikendarai oleh Ayah Rega untuk pulang ke rumah setelah tiga hari berada dirumah sakit.

Rega hanya tersenyum tipis membiarkan Vera yang saat ini ketiduran dengan menyenderkan kepalanya dipundaknya.

"Dokter itu gak jelas banget, ditanya sebenernya kamu mimisan karena apa aja jawabnya belibet," gerutu Ibu Rega membuat Rega beralih menatap Ibunya yang ada dikursi depan.

"Rega cuman kecapean belajar Bu," jawab Rega.

"Ck, kamu dulu ikut olimpiade nasional sampai menang berulang kali aja gak pernah sampai mimisan dan pingsan. Ini masa cuman ngerjain ulangan kelulusan aja sampai pingsan," gerutu Ibunya hanya mendapatkan keterdiaman Rega.

Kepala Vera yang berada dibahu Rega tergeser dan hampir terjatuh karena mobil yang dikendarai banyak gerak. Rega berniat membenarkan posisi kepala Vera agar wanita itu tidak terbangun. Tapi tangannya tiba-tiba tidak bisa digerakkan, hingga tubuh Vera terhuyung ke depan dan membuatnya terbangun. Rega terdiam hanya bisa menatapnya tanpa bisa berbuat apapun.

"Hoam--Kita udah sampai?" tanya Vera sambil mengucek matanya.

"Belum sayang, kamu tidur lagi aja. Nanti kalau udah sampai Ibu bangunin," kata Ibu Rega diangguki Vera sebelum kembali memejamkan matanya dan menyenderkan kepalanya ke belakang.

Sedangkan Rega masih terdiam dengan tatapan tertuju pada tangannya sendiri. Rega cukup terkejut dengan kejadian barusan. Ia bahkan tak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri saat ini.

"Jangan seperti ini, kumohon..." batinnya menatap kedua tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Kejadian dikursi belakang barusan tak hanya Rega yang tahu, tapi juga Ayahnya yang sedari tadi melihat kegiatan anak dan Menantunya dari spion tengah yang mengarah pada mereka berdua.

"Ayah tau kamu menyembunyikan sesuatu Rega," batin Ayahnya.
........

Sampainya dirumah, Ayah dan Ibu Rega hanya mampir kurang lebih satu jam sebelum berpamitan pulang dengan alasan sudah sore.

"Kak Rega mau mandi dulu?" tanya Vera pada Rega yang tengah melepas bajunya dihadapannya.

"Hm, kamu juga mandi. Saya mandinya dikamar mandi yang ada dibawah," jawab Rega mengambil handuknya.

"Kenapa gak gantian aja? Kak Rega mandi dikamar mandi yang ada dikamar aja," kata Vera membuat Rega menghentikan langkahnya yang sudah berada didepan pintu.

"Ah-- iya, terserah kamu saja," kata Rega mendudukkan dirinya kembali dikasur.

"Kamu aja yang mandi duluan," lanjutnya diangguki Vera yang segera mengambil handuk dan membawa baju ganti sebelum masuk ke kamar mandi.

Rega terdiam memikirkan tawaran Kepala sekolah yang ia tolak beberapa hari lalu. Tawaran menggiurkan yang hanya bisa didapatkan oleh siswa cerdas dan berprestasi.

Siapa yang tidak menginginkan beasiswa kuliah diluar negeri? Bahkan bisa memilih mau kuliah dimana saja. Semua orang pasti menginginkannya, tak terkecuali Rega yang bisa saja kuliah tanpa beasiswa karena orang tuanya bisa dibilang cukup mampu untuk membiayainya.

Tapi saat itu Rega urungkan keinginannya untuk berkuliah diluar negeri saat dirinya ingat bahwa ia masih memiliki tanggung jawab terhadap Istri dan juga calon anaknya.

"Alasan kuliah ya?"

"Itu terdengar egois, tapi sedikit masuk akal jika digunakan sebagai alasan," gumam Rega tanpa sadar berniat menggunakan alasan pendidikan untuk membohongi semua orang.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang