"ADA APA INI?!"
Guru BK langsung berlari ke asrama putri begitu mendengar pengaduan dari para siswi jika ada dua pria mengacau diasrama mereka.
Sampai disana, pria dewasa itu justru melihat salah satu murid kebanggaannya tengah terkapar tak berdaya dengan luka-luka memar diwajahnya.
Guru itu mengalihkan perhatiannya pada salah satu siswanya yang dicurigai sebagai pembuat onar.
"Arkan ikut saya!!" tegas Guru itu menatap dingin ke arah Arkan yang hanya diam memperhatikan Vera yang tengah berusaha membangunkan Rega yang kemungkinan pingsan karena dirinya.
Sebelum pergi, Guru itu membalikkan badannya dan menatap ke arah Rega yang masih belum membuka matanya.
"Vera tolong temani Rega ke uks bersama siswa pria yang akan saya minta untuk membawanya. Jika Rega sudah sadar, temui saya dikantor"
"Dan kamu, ikut saya!" tunjuk guru pada salah seorang siswi yang menjadi saksi keributan tersebut sebelum pergi sambil menarik Arkan.
......Saat ini Vera sudah berada diuks bersama dengan Rega yang masih setia memejamkan matanya.
Vera mengompres Rega saat tahu jika suhu tubuh pria itu lebih panas dari suhu orang normal. Pria itu sedang sakit, tapi memaksakan diri untuk tetap sekolah dan ikut campur urusan orang tanpa memedulikan rasa sakitnya sendiri.
"Kak Rega bangun," cicit pelan Vera sambil mengelus kepala Rega.
Perlahan Rega membuka matanya saat merasakan sentuhan dikepalanya, tapi ada yang aneh dari tubuhnya. Untuk pertama kalinya semenjak kejadian beberapa tahun lalu, baru kali ini tubuh Rega tidak bereaksi apa-apa saat disentuh seorang wanita yang sebelumnya pernah menyentuhnya.
Rega langsung mendudukkan dirinya begitu membuka mata, hal itu membuat Vera sempat terkejut karena tiba-tiba saja pria itu terduduk tegap seperti patung.
Vera mengerjapkan matanya bingung saat Rega terus melihat ke arahnya begitu mendudukkan dirinya. Tatapan Rega seperti tatapan orang bingung. Hal itu tentu membuat Vera merasa was-was. Apa Rega hilang ingatan?
"Kak Rega kenal aku?" tanya polos Vera membuat Rega tersadar dan langsung mengalihkan pandangannya menatap objek lain.
Tak lama Rega kembali menatap Vera lumayan lama sebelum mendekat.
"Maaf," izin Rega sebelum menarik tubuh Vera ke dalam pelukannya.
Vera yang tubuhnya ditarik secara tiba-tiba terhuyung ke depan dan akhirnya menatap dada bidang milik Rega. Vera tak memberontak sama sekali, wanita itu justru tengah kebingungan dengan apa yang Rega lakukan saat ini. Apakah yang dihadapannya saat ini bukan Suaminya? Jika Suaminya yang asli pasti tak akan pernah mau memeluk wanita.
Jangankan memeluk, bersentuhan dengan lawan jenis saja sudah sukses membuat tubuh Rega bergetar dan berkeringat dingin.
Hampir sama dengan Vera, saat ini Rega juga tengah kebingungan. Tubuhnya kembali normal atau ini hanya berlaku untuk Vera? Lalu kenapa sebelumnya tubuh Rega juga merespon hal yang sama seperti wanita lain saat bersentuhan dengan Vera, tapi kenapa kali ini berbeda?
Perlahan Rega melepaskan pelukannya lalu menatap Vera yang juga tengah menatapnya dengan tatapan bingung.
"Apa saya sudah sembuh?" gumam Rega.
"Sembuh darimana? Ini muka Kakak masih bonyok terus pucet kayak gini sembuh?" semprot Vera tak terima dengan ucapan Rega. Sepertinya wanita itu keliru dalam mengartikan ucapan pria dihadapannya.
Rega mendatarkan raut wajahnya kembali ketika mendengar jawaban Vera. Kini Rega berpikir jika dirinya telah menikahi orang bodoh.
"Ekhem, lupakan saja," kesal Rega yang tak mau menjelaskan arti dari pertanyaannya sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...