Saat dikantin, teman-teman Vera menyibukkan diri dengan banyaknya makanan yang tersedia dimeja kantin secara gratis.
Sedangkan Vera sendiri merasa sungkan untuk memakan makanan tersebut, terlebih saat pria yang membeli semua makanan dihadapannya memperlakukannya secara khusus. Bukannya kepedean, tapi Vera cukup peka jika pria dihadapannya ini tengah menyukainya yang sudah berstatus sebagai Istri orang.
Meski tak dianggap sebagai Istri atau orang yang istemewa bagi Rega, Vera tetap harus menjaga batasan. Vera tak mau menyepelekan sebuah hubungan yang sudah terikat oleh agama dan juga menyangkut kedua keluarga. Vera hanya ingin menjadi anak yang baik, cucu yang baik, dan Istri yang baik. Cukup itu, Vera tak berharap lebih. Vera tak mau terlalu berharap pada Rega yang seperti patung bernyawa itu, untuk menyukainya.
"Kamu nggak makan Ver?" tanya Arkan yang sedari tadi memperhatikan Vera yang hanya meminum jus alpukat tanpa memakan apapun yang ia belikan.
"Nggak Kak. Makasih, Vera nungguin jam makan siang aja," tolak sopan Vera membuat ketiga sahabatnya menoleh.
"Ayolah Ver sekali-kali gak usah makan-makanan yang disediain sekolah, udah ditraktir bukannya bersyukur malah nolak rezeki," bujuk Elsa dengan mulut penuh makanan yang belum sepenuhnya terkunyah dengan benar.
"Nah bener tuh kata Elsa," tambah Ria yang diangguki Dela dan Arkan.
Karena merasa dipaksa akhirnya Vera mau memakan makanan yang dibelikan oleh Arkan, meskipun tak seantusias teman-temannya saat menerima rezeki.
"Uncrush aja yang lama, ganti yang ini aja," bisik Ria yang sebenarnya masih terdengar jelas ditelinga Dela, Elsa, dan Arkan.
Arkan yang salah tingkah berusaha tidak tersenyum dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Vera menatap tajam ke arah Ria, temannya itu sudah terbuai dengan sogokan yang diberikan oleh Arkan hingga menghasut sahabatnya sendiri untuk mengkhianati Suaminya. Ya meski Ria tak tahu jika crushnya yang Ria maksud adalah Suami Vera.
"Kak Arkan udah punya pacar belum?" tanya Dela membuat Arkan menoleh lalu nampak berpikir.
Cukup lumayan lama waktu Arkan hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Dela, hingga membuat keempat gadis dihadapannya menunggu jawabannya dengan rasa penasaran.
"Belum"
Dela, Elsa, dan Ria menghembuskan napas panjang saat pada akhirnya Arkan menjawab pertanyaan Dela setelah menahan rasa penasaran lumayan lama.
"Kak Arkan lagi suka sama seseorang nggak?" kali ini Ria yang bertanya.
Sesaat setelah Ria bertanya Arkan melirik ke arah gadis yang ada disampingnya, yang sepertinya tak tertarik dengan pembicaraan teman-temannya dan juga Kakak kelasnya.
Siapapun pasti akan tahu jika Arkan menyukai Vera hanya dengan melihat caranya menatap gadis itu. Tatapan hangat dan lembut yang hanya diberikan pada satu gadis, tapi gadis itu justru menyukai temannya sendiri.
Ria mengikuti arah pandang Arkan lalu bedehem pelan setelah mengetahuinya. "Ekhem.. Gak usah dijawab kita udah tau," kata Ria membuat Arkan mengalihkan perhatiannya dari Vera lalu terkekeh pelan saat merasa sudah terciduk.
"Keliatan banget ya?" tanya Arkan membuat teman-teman Vera mengangguk, sedangkan Vera justru tak menanggapi Arkan sama sekali.
"Harus berusaha karena orangnya gak pekaan," bisik Elsa lagi-lagi membuat Arkan hanya bisa tersenyum, meski dalam hatinya tak setuju dengan ucapan Elsa.
Menurut Arkan, Vera itu gadis yang cukup peka. Gadis itu tahu jika dirinya menyukainya, tapi ia justru menghindar dan bersikap seolah-olah tak tahu. Arkan tahu jika Vera sengaja melakukannya karena ia tak mau jika pada akhirnya Arkan nyaman dengannya lalu mengungkapkan perasaannya, karena pasti akan sangat sulit menolaknya. Itu karena Vera tipe orang yang tak mau menyakiti orang lain, dan lebih memilih diam atau pura-pura bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...