#29. Berhentilah Menyukainya

1.7K 107 0
                                    

Hari ini, disalah satu kamar asrama putri yang biasanya dihuni oleh empat siswi dengan canda tawa kini berubah menjadi sunyi saat hanya diisi oleh tiga siswi.

Entah kenapa Ria merasa jika kedua temannya menjauhinya setelah Vera memutuskan untuk mengundurkan diri dari sekolah dengan alasan pindah sekolah beberapa minggu lalu. Padahal selama disupermarket maupun diasrama, mereka masih terlihat biasa saja saat ada Vera. Tapi begitu gadis itu pergi, mereka berdua menjadi pendiam dan memilih melakukan apapun berdua tanpa mau mengajak Ria.

"Kalian berdua kenapa sih?" tanya Ria yang sudah jengah dengan sikap teman-temannya.

"Gak papa," jawab singkat Dela setelah menoleh sekilas ke arah Ria.

"Kalian kenapa sih? Aku ada salah sama kalian?"

Elsa yang muak akhirnya berdiri dan menghampiri Ria yang menatap bingung ke arahnya.

"Ria, aku berterimakasih karena kamu udah jadi temen yang baik untuk kita selama ini. Tapi apa yang kamu lakuin ke Kak Rega itu gak bener, kamu udah rusak privasi dia sekaligus terobsesi sama Kak Rega yang kamu tahu kalau dia ternyata Suami Vera," jelas Elsa yang akhirnya mengakui kekesalannya pada Ria.

Ria tersenyum kecut mendengar penjelasan Elsa. Jadi selama ini teman-temannya mencuekinya hanya karena Vera.

Kenapa wanita itu selalu beruntung dalam banyak hal, terutama dalam wajah dan juga orang-orang yang Ria inginkan? Ria pikir semuanya sudah berakhir dan ia bisa mendapatkan apa yang harusnya jadi miliknya saat Vera pergi, tapi ternyata dugaannya salah.

"Jadi karena Vera? Gadis yang sudah hamil diusia muda dan menyembunyikan kehamilannya?"

"RIA!!"

"APA?!"

"Benerkan? Kenapa? Kenapa kalian cuman peduli sama dia? Kenapa kalian gak lihat dari sudut pandang kalian ke aku?!"

"Aku yang sudah berusaha keras sejak lama untuk mendapatkan Kak Rega justru tak mendapat apapun. Dan Vera, gadis pengecut yang hanya mengandalkan kecantikanya itu bisa mendapatkan Kak Rega dengan mudah, bahkan dia perempuan pertama yang bisa Kak Rega sentuh tanpa rasa traumanya"

Ria mengusap air matanya yang menetes saat dirinya mengeluarkan pendapatnya, sedangkan kedua temannya hanya menatapnya datar.

"Kami membiarkan Vera keluar sekolah atas paksaanmu itu karena kami kecewa dengannya yang tak jujur. Sedangkan alasan kami mencuekimu agar kamu sadar Ria--"

"Jadi, kami mohon berhentilah terobsesi pada Kak Rega," jelas Dela mencoba memberi pengertian pada Ria.

"Aku tidak mau!"

"Orang seperti kalian tidak akan pernah mengerti bagaimana perasaanku, jadi berhenti bersikap seolah-seolah kalian paling benar dan peduli denganku," tegas Ria menolak permintaan Dela sebelum keluar dari kamar asrama mereka.
.....

Rega membereskan semua barang-barangnya yang ada diasrama karena hari ini merupakan ujian terakhirnya, yang itu artinya mulai besok ia sudah terbebas dari kewajibannya sebagai pelajar SMA.

Rega keluar dari kamar asrama sambil membawa koper yang berukuran lumayan besar. Rega ingin segera pulang dan menemui Vera yang pasti sudah menunggunya karena dirinya baru saja mengatakan akan segera pulang.

Rega juga sudah menghubungi orang tuanya dan juga orang tua Vera untuk memberitahukan kabar bahagia yang mereka sembunyikan lebih dari dua bulan, atau justru mungkin sudah tiga bulan lebih.

Harapan orang tuanya yang sebelumnya mereka pendam saat melihat keadaan anaknya, akhirnya terwujud. Sosok Cucu yang sebelumnya tak pernah mereka bayangkan akan ada diantara mereka, akhirnya hadir karena sebuah kecelakaan.

Sosok yang sebelumnya hendak Rega bunuh untuk kebahagiaan Istrinya kini menjadi bagian hidupnya yang paling berharga, meski kehadirannya masih lumayan lama.

Sampai mobilnya, Rega melihat sosok wanita berjalan ke arahnya dengan langkah cepat.

"Kak katakan kalau Kak Rega mencintaiku," kata gadis itu tiba-tiba saat sudah berada dihadapan Rega yang menatapnya aneh.

"Saya tidak pernah menyu--"

"Jikapun hanya sebuah kebohongan, kumohon--tak apa jika ucapan itu hanya sebuah kebohongan, setidaknya hari ini katakan jika Kak Rega juga mencintaiku. Setidaknya untuk hari ini saja, izinkan aku menghabiskan waktu bersama Kak Rega"

Rega menatap iba ke arah gadis dihadapannya yang sudah menangis dengan kepala tertunduk.

Rega sadar. Rega tau jika gadis itu sudah menyukainya sejak lama, bahkan mungkin bisa disebut sebuah obsesi. Rega tau jika gadis itu sering memasang kamera tersembunyi dibarang-barang miliknya, sama seperti yang dilakukan Arkan pada Vera.

Tapi Rega hanya diam dan memilih membuang benda-benda itu begitu saja, dan mengabaikan gadis yang tak ia ketahui namanya untuk terus menguntitnya setiap saat.

"Kamu teman Vera bukan? Kamu tahu benar siapa yang saya sukai. Jadi tolong berhenti mengikuti saya--" Rega menjeda ucapannya lalu menarik nafas panjang.

"Kamu bisa mendapatkan sosok yang lebih baik dihidupmu. Sosok yang mampu membuatmu bahagia dan juga sosok yang mencintaimu dengan tulus," lanjut Rega berusaha memberi pengertian pada gadis dihadapannya.

Gadis itu menggeleng keras sambil menatap ke arah Rega dengan air mata yang terus menetes.

"Yang aku mau Kak Rega! Bukan orang lain!"

"Hanya Kak Rega!!"

Gadis itu berteriak hingga membuat siswa siswi yang juga ada diparkiran menoleh ke arah mereka berdua.

"Berhentilah!" peringat Rega dengan nada bicara yang kembali dingin. Persis seperti sosok Rega biasanya.

"Kau hanya terobsesi," lanjutnya.

Gadis itu tetap tak ingin mendengarkan ucapan Rega dan justru semakin mendekat ke arah Rega. Hal itu tentu membuat Rega was-was.

"Cobalah sentuh aku sekali saja Kak, siapa tau aku adalah salah satu wanita yang bisa kau sentuh tanpa rasa takut," lirih gadis itu semakin mendekat ke arah Rega yang sudah menegang ditempat.

"RIA!!"

Rega dan Ria menoleh ke arah sumber suara, dimana kini Elsa dan Dela berlari ke arah mereka dengan tergesa.

Tes...
Setetes cairan berwarna merah mengalir dari hidung Rega tanpa pria itu sadari.

Rega mengelap hidungnya yang mengalir darah dengan satu tangannya. Rega juga kebingungan dengan keadaannya. Ini pertama kalinya Rega mimisan. Segelisah apapun Rega, ia tak pernah sampai mimisan. Bahkan saat mengerjakan tugas sesulit apapun Rega tak pernah mimisan. Tapi hari ini dirinya mimisan? Apa ada yang salah dengan tubuhnya?

Rega yang awalnya menunduk untuk mengelap darah, kini kembali menatap ke depan. Tapi pandangannya justru kabur, ditambah kakinya tiba-tiba melemas hingga tak lama pusing menyerang dan membuatnya tak sadarkan diri. Sebelum menutup mata, Rega dapat mendengar teriakan banyak orang yang memanggil namanya.
.........

Cerita yang saya buat semata-mata hanya untuk menghibur dan tidak untuk menyinggung pihak manapun. Maaf jika ada salah yang tidak saya sengaja ataupun tidak saya ketahui.
.....

Tinggalkan jejak!!!
☞ ☆ ☜

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang