#35. Maaf...

1.7K 100 6
                                    

"Akas dengerin Mama--"

"Mama yang dengerin Akas!!" marah Akas menaikkan suaranya karena sedari tadi ia sudah berusaha menahan dirinya agar tidak membentak Ibunya.

Akas tak tahu bagaimana cara pikir Ibunya. Bisa-bisanya wanita itu melarangnya untuk memberitahukan keadaan Rega pada Paman dan Bibiknya, bahkan wanita itu berharap agar Rega benar-benar bisa mendonorkan jantungnya pada Akas yang jelas akan menolaknya.

"Mama gak bisa terus-terusan egois kayak gini! Dulu Mama mohon-mohon sama Kakek untuk minta Rega gantiin aku diperjodohan yang seharusnya jadi tanggung jawabku. Sekarang Mama malah berharap Rega mati dan donorin jantungnya ke aku? Mama gak mikirin perasaan orang tua Rega nanti? Gak mikirin keadaan Istrinya yang lagi hamil?" kesal Akas menatap tak percaya ke arah Ibunya yang hanya membuang muka.

"Mama cuman mau kamu sembuh. Mama cuman pengen anak Mama sembuh dan merasakan kebahagian seorang Ibu seperti orang lain--"

"Dengan cara mengambil kebahagian Ibu lain? Ma, Mama gak boleh seegois ini Ma," potong Akas yang sudah lelah dengan cara pikir dan keegoisan Ibunya.

"Mama akan restuin kamu untuk nikahin dan tanggung jawab sama Istri Rega nanti. Mama janji akan sayangi dia dan anaknya meski itu bukan Cucu Mama---"

"MAMA STOP!!!"

"Akas yakin Rega sembuh"

"Keinginan Akas cuman mau lihat Rega hidup bahagia sama keluarganya yang sekarang. Sudah cukup dia menderita dan tertekan selama ini. Akas mau lihat senyumnya kembali seperti dulu sebelum kejadian yang buat dia tak tersentuh terjadi"

"Ak--"

"Akas udah anggep Rega Adik Akas sendiri, dan gak ada seorang Kakak yang ingin Adiknya hidup tak bahagia"

"Izinin Rega berjuang untuk hidup dan kebahagiannya"

"Akas mohon Ma--" lirih Akas membuat Ibunya membuang muka sambil mengusap pelan air matanya, melihat itu Akas hanya bisa menghela napas pelan sebelum kembali berbicara.

"Lagipula tanpa Akas kasih tau, Om dan Tante pasti akan tahu"
........

Beberapa saat yang lalu Rega sudah kembali ke rumahnya dan kini sedang membersihkan tubuhnya dikamar mandi yang berada dikamar, sedangkan Vera menyiapkan makanan dimeja makan.

Vera berniat menyusul Rega saat merasa pria itu tak kunjung turun ke bawah. Tapi baru membuka pintu, Vera sudah dikejutkan dengan kehadiran Rega yang tengah berdiri tepat dihadapannya yang juga hendak membuka pintu.

"Kak Rega sudah mandi?" tanya Vera menatap Rega yang mengangguk pelan.

"Kak Rega mau makan dulu?" tanyanya lagi saat Rega akan keluar dari kamar.

"Saya mau ambil koper," ucap Rega melangkahkan kakinya sebelum terhenti karena ucapan Vera.

"Tapi koper Kak Rega udah dibawa masuk saat Kak Rega pulang tadi," kata Vera membuat Rega terdiam.

Tiba-tiba suasana menjadi canggung karena merasa ada kejanggalan dengan sikap salah satu diantara mereka.

"Ver--"

"Ah... Kak Rega mungkin kelelahan dan lupa kalau kopernya udah dibawa masuk. Sekarang kita makan aja dulu yuk," potong Vera diangguki Rega.

Vera tersenyum tipis segera menyusul Rega lalu menggandeng tangannya.

"Kak Rega harus makan banyak biar bisa fokus lagi," ucap Vera disaat mereka melangkahkan kaki menuju meja makan bersama.

Sedangkan Rega hanya terdiam menatap wajah Istrinya dengan tatapan penuh arti.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang