Vera terdiam memikirkan ucapan Rega tadi. Vera tak tega untuk membunuh anaknya, tapi disisi lain ia tak mungkin membantah Suaminya. Vera harus melakukan sesuatu!
Vera melirik ke arah gunting yang ada dinakas disamping tempat tidurnya. Vera berjalan lalu mengambil benda tersebut.
Vera berjalan ke arah kamar mandi sambil membawa obat yang diberikan oleh Rega dan juga gunting yang baru saja diambilnya.
....Rega yang tak menemukan tanda-tanda keberadaan Vera setelah dirinya memberikan obat penggugur merasa cemas. Pria itu berjalan kembali ke kamar untuk memastikan keadaan Istrinya.
Sampai didalam kamar, Rega tak menemukan keberadaan Vera. Pria itu melirik ke arah kamar mandi yang ada dikamar ini. Pasti Vera ada didalam kamar mandi, kemana lagi wanita itu berada selain dikamar mandi.
Perlahan Rega melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, ia membuka pintu yang tak terkunci.
"VERA!!"
Rega berteriak terkejut dan langsung berlari menghampiri Vera yang terduduk dilantai dingin kamar mandi dengan wajah yang sudah pucat.
"Kamu ngapain?" tanya Rega pada Vera yang hanya diam dengan tatapan kosong.
Saat hendak menggendong tubuh Vera, Rega terkejut saat mendapati noda darah yang mengalir dan membuat baju bagian bawah Vera ternodai dengan warna merah. Jantung Rega rasanya seperti diremas saat tau apa yang terjadi.
Padahal Rega sendirilah yang meminta Vera untuk membunuh anak mereka, tapi kenapa saat melihat darah itu rasanya sangat sesak?
Rega menarik napas panjang sebelum akhirnya menggendong tubuh Vera ala bridal style ke tempat tidur.
Rega membaringkan tubuh Vera secara perlahan seolah wanita itu akan hancur saat dirinya melakukan sedikit saja kekasaran.
Setelah membaringkan tubuh Vera, Rega berjalan ke arah lemari lalu membukanya untuk mencari baju ganti untuk Vera. Tapi tangan Rega berhenti mencari saat mendengar kalimat datar yang keluar dari mulut wanita yang baru saja ia gendong.
"Tolong keluar"
Rega berbalik badan lalu menatap ke arah Vera yang tak mau menatapnya balik.
"Apa kita ke rumah sakit---"
"KELUAR!"
"Aku mohon Kak--"
Rega menghela napas panjang sebelum akhirnya berjalan keluar menuruti keinginan wanita tersebut.
Setelah Rega keluar dari kamar, Vera menangis sambil menekuk kedua kakinya dan menyembunyikan kepalanya diantara kedua kakinya.
Merasa lelah karena terus menangis, Vera mendongakkan kepalanya lalu mengelus pelan perutnya.
"Gak papa, dia mengira kamu sudah mati," gumamnya sambil terus mengusap perutnya penuh sayang.
Flashback....
Sampainya Vera dikamar mandi, ia langsung menyobek obat penggugur kandungan yang diberikan oleh Rega kemudian membuangnya dikloset.
Dari luar Vera dapat mendengar suara pintu kamarnya yang terbuka. Dengan tangan bergetar Vera mengambil gunting yang ia bawa lalu menusukkannya ke pahanya sendiri. Wanita itu menahan ringisannya dengan mengigit bibir bawahnya sendiri.
"Gak papa, kamu aman," batinnya sambil mengelus perutnya.
Selesai menggunakan gunting tersebut, Vera mencucinya lalu menyembunyikannya ditempat yang tak akan dilihat oleh Rega.
Pahanya yang perih membuat Vera tak mampu lebih lama lagi berdiri dan akhirnya terduduk dilantai dingin kamar mandi.
"VERA!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...