#24. Pembenci Rega

1.8K 105 1
                                    

Rega yang baru saja keluar dari toilet pria dikejutkan dengan kehadiran empat siswa seangkatannya yang memiliki badan lebih besar darinya, kini tengah berdiri menghadangnya dengan tatapan jijik.

"Kalian kenapa berdiri didepan saya? Masih banyak toilet yang kosong," datar Rega kembali melanjutkan langkahnya berniat segera keluar dari toilet. Tapi baru beberapa langkah, salah satu dari mereka menarik baju belakang Rega kemudian mengunci tubuhnya ditembok.

Rega dapat melihat salah satu diantara mereka mengeluarkan ponselnya dan mengambi fotonya yang tengah dipojokkan oleh pria dengan tubuh yang lebih besar darinya.

"Apa yang kau lakukan!!" teriak Rega mendorong pria dihadapannya dan menghampiri sosok pria yang baru saja mengambil gambarnya.

BUGH...
Tubuh Rega terjatuh saat salah satu diantara dua pria yang berdiri dihadapannya untuk melindungi teman mereka yang membawa ponsel itu memukul perut Rega dengan sangat kuat.

Baru saja Rega berdiri, pria bertubuh besar yang tadi memojokkannya memegang tubuhnya dibantu temannya yang lain. Sedangkan satunya lagi bersiap-siap menghajar Rega yang menatapnya dengan tatapan tajam dan marah.

"Gue benci sama lo, tingkah lo, tatapan lo, dan perlakuan lo perlakuin cewek-cewek yang suka sama lo," ucap orang yang kini tengah berdiri dihadapan Rega.

"Gua pengen mereka sadar, tapi gua gak bisa nyaingin lo," pria itu menjeda kalimatnya lalu menampilkan smirknya.

"Tapi gimana pendapat mereka kalo cowok yang mereka suka ternyata gay?"

Setelah mengatakannya, pria itu kembali memukuli Rega dibagian perut dan dada agar tidak meninggalkan jejak dengan bantuan kedua temannya yang menahan tubuh Rega agar tidak membrontak.

Keempat siswa itu keluar begitu saja dari toilet saat melihat Rega sudah terlihat kesakitan.

Rega meringis sambil memegangi dadanya yang sesak sekaligus sakit. Pria itu bahkan tak mampu berdiri, rasanya sangat sesak dan menyakitkan.

Rega tak sanggup, rasanya ia ingin memejamkan matanya dan tertidur. Tapi Rega sadar jika dirinya saat ini tengah berada ditoilet pria. Siapapun bisa masuk dan melihat Rega tak berdaya. Jika orang lain mungkin akan senang karena merasa ada pertolongan, tapi beda dengan Rega yang justru takut melihat para siswa melihat kelemahannya dan menambah rasa sakitnya.

Ketahuilah, jika Tak ada satupun siswa seangakatannya yang menyukai Rega, bahkan sepertinya hampir semua siswa membenci Rega. Hanya beberapa yang menghormati Rega, contohnya seperti Adik kelas yang memintanya untuk mengajari pelajaran yang tak dimengerti.
......

CEKLEK...

Arkan menoleh sekilas ke arah pintu saat mendengar suara pintu terbukan. Disana Arkan bisa melihat Rega masuk dengan wajah pucat. Entah ini perasaannya saja atau memang wajah Rega selalu pucat, bahkan sebelum dirinya diskors Rega sudah terlihat pucat dan lemas sampai tak mampu melawannya.

Tapi kali ini sedikit berbeda, pria itu terlihat seperti tengah menahan sakit? Entahlah, Arkan tak mau ambil pusing. Terserah Rega mau pucat atau punya penyakit mematikan pun ia tak peduli.

Rega berniat ke kamar mandi, tapi ia menoleh ke arah Arkan saat menyadari jika pria itu sudah kembali bersekolah.

"Tadi kamu bolos?" tanya Rega terlihat biasa saja dengan harapan dirinya bisa berteman lagi dengan sosok yang mau berteman dengannya dan juga sosok yang memiliki banyak rahasia dihidupnya.

"Bukan urusan lo," dingin Arkan tanpa menatap lawan bicaranya.

Rega yang tak mau mencari masalah hanya menganggukkan kepalanya pelan sebelum kembali melanjutkan langkahnya menuju ke kamar mandi.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang