"Bolehkah aku menjadi sosok yang berharga dihidupmu?"
Keadaan menjadi hening sesaat. Tatapan semua orang kini tertuju pada dua orang yang saling berhadapan dengan sang pria yang berjongkok sambil menyodorkan kotak berbentuk hati.
"Terima...!"
"Terima...!"
"Terima...!"Sorak semua orang yang ada disana saat melihat Vera hanya diam tanpa menjawab Arkan. Mata Vera melirik ke sosok pria yang berdiri tak jauh darinya, tengah menatap datar ke arahnya.
Vera menghela napas panjang sebelum kembali menatap Arkan. Wanita itu ikut menunduk, meminta pria dihadapannya itu untuk berdiri.
"Kak aku mohon," lirih Vera menatap Arkan yang juga tengah menatapnya.
"Jawab dul--"
"Aku mohon Kak Arkan berdiri dulu"
Arkan menuruti keinginan Vera untuk berdiri, namun tangannya masih setia menyodorkan kotak hati berkuran kecil yang sampai saat ini belum juga Vera terima.
"Jadi?" tanya Arkan meminta jawaban.
Vera tak langsung menjawab. Wanita itu terdiam beberapa saat sambil memperhatikan sekitar, dimana ada begitu banyak orang yang tengah memperhatikan mereka berdua saat ini.
Jika seandainya Vera menolak Arkan dihadapan semua orang dengan lantang dan tegas, itu pasti sangat meyakiti dan mempermalukannya.
"Maaf Kak," lirih Vera menundukkan kepalanya.
Arkan yang langsung paham hanya tersenyum terpaksa, kemudian mengangguk mengerti.
"Baiklah, maaf sudah membuatmu terganggu," balas Arkan meninggalkan Vera begitu saja.
Selepas kepergian Arkan. Semua orang kebingungan karena mereka merasa belum mendapatkan jawaban dari Vera, apalagi wanita itu belum menerima pemberian Arkan.
Vera berjalan pelan untuk kembali ke tempatnya semula dengan kepala tertunduk. Hingga tanpa sadar, tangannya ditarik seseorang dan diajak menjauh dari kerumunan.
"Kak Rega?!" kaget Vera begitu menyadari siapa orang yang telah menariknya, siapa lagi jika bukan Suaminya.
"Apa yang kau katakan pada Arkan?" tanya Rega penasaran, tentu itu tidak dimata Vera. Karena nyatanya Rega hanya menanyakan hal itu dengan nada dingin dan datar seperti orang yang tak peduli.
"Apa lagi? Tentu saja aku menolaknya, sama seperti yang aku katakan pada Kak Rega sebelumnya," jawab Vera sedikit kesal. Sedangkan Rega hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Tanpa Rega dan Vera sadari, tepat diatas mereka ada sebuah cctv yang merekam jelas kegiatan mereka. Seorang pria yang tengah duduk dihadapan layar yang menunjukkan rekaman cctv hanya bisa mengepalkan tangannya dengan wajah memerah.
"Berikan obat itu ke minumannya," ucapnya pada pria yang berdiri dibelakangnya. Pria itu hanya mengangguk, kemudian menundukkan badannya sejenak sebelum melaksanakan perintah tuannya.
"Mungkin cara baik-baik memang tak bisa ku gunakan untuk mendapatkanmu," gumamnya sambil tersenyum miring dengan tatapan yang masih terfokus pada layar yang menampilkan dua orang berbeda gender yang masih fokus mengobrol tanpa memperhatikan sekitar.
"Kak Rega mau kemana?" tanya Vera saat Rega berbalik badan seperti akan meninggalkannya. Enak saja pria itu, ia yang membawa Vera ke sini dan sekarang berniat meninggalkannya begitu saja.
"Apa? Tentu saja kembali ke pesta," santai Rega menjawab Vera, kemudian melanjutkan langkahnya kembali. Diikuti Vera yang mengekor dibelakangnya, ketika pria itu mulai menjauh darinya.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...