08**********
Ini nomer aku Kak.
Terserah mau Kakak simpen atau nggak.Rega langsung membuang sobekan kertas yang diberikan oleh Vera saat mereka tak sengaja bersalipan diperpustakaan.
Bukannya tidak tertarik untuk menyimpan nomor tersebut, justru pria itu saat ini tengah menahan dirinya agar tidak tersenyum. Bisa gempar sekolahan jika melihatnya tersenyum.
Rega membuang kertas itu ke kotak sampah agar tidak ada yang menemukannya, jika ia simpan lama-lama pasti nanti ketauan karena ada begitu banyak orang yang penasaran mengenai kehidupannya. Itulah sebabnya Rega langsung membuang kertas itu setelah membacanya.
Rega adalah tipe orang yang mudah mengingat sesuatu dan susah melupakan sesuatu. Maka dari itu dalam sekejap Rega sudah mengingat semuanya, bahkan nomor Istrinya itu sudah tercatat dengan jelas diotaknya meski hanya dengan sekali baca.
"Reg," tegur Arkan menyentuh bahu Rega saat melihat temannya hanya diam berdiri didepan kelas.
Arkan sengaja menghampiri Rega karena pria itu tak kunjung masuk ke kelas kembali setelah dari perpustakaan dan justru berdiri didepan kelas, padahal mungkin Guru sebentar lagi akan datang ke kelas mereka.
Rega yang mendapat teguran secara tiba-tiba dari seseorang sempat terkejut lalu langsung menoleh ke sumber suara dan mendapati Arkan yang tengah menatapnya.
"Ngapain?" tanya Arkan penuh selidik, sedangkan Rega hanya diam dengan wajah datarnya sambil menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.
Bukannya pintar menyembunyikan ekspresi, namun Rega adalah sosok yang sulit mengeluarkan ekspresi. Pria itu selalu menunjukkan tampang datar bagaimanapun keadaannya, hanya beberapa hal istimewa saja yang dapat membuatnya tersenyum tipis. Itulah mengapa banyak orang mengatakan jika Rega itu sombong atau mati rasa. Bahkan untuk mengucapkan 'terimakasih' dan 'maaf' sangat sulit, atau mungkin belum ada yang pernah mendengar pria itu mengucapkan dua kata tersebut.
Jika para siswa tak menyukai Rega karena dianggap sombong, lain halnya dengan para siswi yang sangat penasaran dengan sosok Rega. Wanita itu suka yang misterius, dan Rega adalah sosok misterius yang ingin mereka dapatkan.
"Buruan masuk kelas, bentar lagi Gurunya masuk," peringat Arkan sebelum masuk ke kelas kembali dan meninggalkan Rega yang hanya terdiam dengan pandangan lurus ke depan.
Rega mulai berjalan masuk ke kelas saat melihat seorang pria dengan buku ditangannya menuju ke kelasnya.
Saat Guru masuk Rega hanya menatap ke samping atau lebih tepatnya ke arah jendela. Dari kelas sepuluh Rega sudah terbiasa memilih tempat duduk disamping jendela agar bisa melihat pemandangan luar.
Sebenarnya para Guru sedikit kurang suka dengan sikap Rega yang tak memperhatikan penjelasan dari para Guru ketika menerangkan, tapi mereka hanya bisa diam. Karena meski tidak mendengarkan Rega tetap bisa menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Guru, bahkan sepertinya Rega lebih pintar dari Guru Guru disekolah terfavorit ini. Yang terpenting Rega tidak melanggar peraturan sekolah dan tetap menjadi siswa pintar kebanggaan sekolah maka sikap buruknya yang lain masih bisa ditoleransi.
Rega yang awalnya biasa saja melihat pemandangan dibalik jendela, dimana para Adik kelasnya tengah berolahraga, tiba-tiba berdiri secara tiba-tiba hingga semua anak dikelasnya melihat ke arahnya, termasuk Guru yang tengah menerangkan dihadapan mereka.
"Ada apa Rega?"
Pertanyaan Guru membuat Rega tersadar kemudian menoleh ke arah pria tersebut. Rega menggeleng pelan sebelum mendudukkan kembali dirinya ke tempat duduknya dengan mata yang masih terfokus kepada objek yang ada dibalik jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...