#33. Pergilah

1.6K 97 1
                                    

Dipagi hari, Rega terbangun tanpa kehadiran Vera disampingnya. Pria itu menoleh ke kanan dan ke kiri lalu ke arah kamar mandi untuk mencari perempuan yang tadi malam ia peluk dalam keadaan tertidur.

"Kak Rega sudah bangun?" tanya Vera yang baru saja masuk kamar sambil membawa segelas susu ditangannya.

Tanpa menunggu jawaban Rega, Vera berjalan ke arah lemari lalu mengeluarkan koper milik Rega setelah meletakkan susunya diatas nakas.

"Kak Rega mau nginep berapa hari buat cari kampus yang pas?" tanya Vera memilih baju-baju Rega lalu memasukkannya ke dalam koper.

Sedangkan Rega hanya diam dengan dada yang tiba-tiba sesak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Vera barusan.

"Ver--"

"Aku tahu kok," potong Vera berbalik badan menatap Rega yang juga tengah menatapnya.

"Kak Rega gak egois kok, Kak Rega cuman mau perjuangin apa yang Kakak inginkan sejak dulu. Kalau usaha Kakak selama ini gagal cuman gara-gara aku justru aku merasa bersalah," terang Vera membuat Rega menggeleng pelan lalu turun dari ranjang berniat menghampirinya.

"Tolong ambilin susuku," pinta Vera menunjuk gelas yang sebelumnya ia letakkan dinakas.

Rega menuruti perkataan Vera lalu memberikan susu tersebut sebelum ikut duduk disampingnya. Sedangkan Vera langsung meminum susu yang semula panas dan kini sudah hangat dengan cepat tanpa memedulikan Rega disampingnya.

Setelah susu itu habis, Rega membalikkan badan Vera agar menatap dirinya. "Kamu gak papa?" tanya Rega menatap serius ke arah Vera yang hanya menampilkan senyuman tipisnya.

"Gak papa," singkat Vera menjawab pertanyaan Rega.

"Jawab jujur!" tekan Rega yang tahu jika semua senyuman dan ucapan yang Vera berikan merupakan kepalsuan.

"Aku harus jujur gimana Kak? Apa aku harus bilang kalau aku gak mau Kakak pergi? Aku pengen Kak Rega disini nemenin aku dan dia. Gitu Kak? Apa dengan begitu Kak Rega gak jadi pergi? Nggakkan?" kesal Vera menatap Rega dengan mata berkaca-kaca.

Vera segera memalingkan wajahnya lalu mengusap kasar air matanya yang sudah menetes.

"Sebaiknya Kak Rega buruan mandi, pesawatnya berangkat jam sepuluhkan?" peringat Vera membuat Rega memejamkan matanya pedih.

"Ver--"

"Saya akan kembali nanti," kata Rega membuat Vera tersenyum kecut.

Melihat Vera hanya diam dan enggan menatapnya, membuat Rega berdiri lalu berjalan ke kamar mandi untuk menuruti perkataan wanita itu barusan.

Selesai mandi Rega tak melihat keberadaan Vera dikamarnya, yang ada hanya setelan baju diatas kasur dan juga koper yang sudah terisi disamping tempat tidur.

"Maaf," gumam Rega kembali memejamkan matanya sejenak sebelum mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh Istrinya.
.......

Vera menoleh ke belakang saat mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya. "Mau sarapan dulu?" tanya Vera pada Rega sebelum mengambilkan nasi.

Rega mengangguk lalu mendudukkan dirinya didepan Vera. "Maaf," kata Rega membuat Vera yang semula menunduk untuk mengambil nasi menjadi mendongak menatap wajah Rega.

"Kak Rega gak salah, jadi gak perlu minta maaf. Sesuai sama perkataan Kak Rega sebelumnya, gak usah khawatir disini ada Ibu dan Mama yang jagain aku selama Kak Rega pergi," kata Vera sambil memberikan piring yang sudah terisi pada Rega.

"Jangan benci saya Ver, saya mohon--" pinta Rega bersungguh-sungguh.

"Sekalipun ingin, aku tidak bisa membenci Kak Rega"

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang