Berjam-jam Rega mengurung diri dikamar mandi, hal itu tentu membuat Vera khawatir. Bahkan setelah Vera selesai masak dan menyajikan sarapan dimeja makan, Suaminya itu belum juga menunjukkan tanda-tanda akan keluar dari kamar mandi.
Dengan meyakinkan dirinya sendiri, Vera berjalan menuju ke kamar mandi yang menjadi tempat dimana Rega mengurung diri.
TOK.. TOK.. TOK..
"Kak Rega gak papakan? Makan dulu yuk, aku udah selesai masak," kata Vera setelah mengetuk pintu kamar mandi.
Tak terdengar balasan dari dalam, membuat Vera menghela napas panjang sebelum meninggalkan tempat tersebut menuju ke meja makan.
Sedangkan didalam kamar mandi, Rega menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Saat dirasa Vera sudah meninggalkannya, Rega baru keluar dan buru-buru mengenakan bajunya kemudian menyusul Vera ke bawah untuk ikut sarapan.
Rega takut jika Istrinya itu berpikir macam-macam tentangnya. Cukup sudah Rega menjaga jarak, mulai sekarang ia harus bisa lebih dekat dengan perempuan itu meski tidak dengan kontak fisik.
Melihat Rega menuruni tangga dengan rambut yang masih basah membuat Vera tersenyum tipis. Vera merasa senang karena ternyata Rega masih mau sarapan setelah kejadian tadi pagi.
Tanpa banyak bicara Rega langsung duduk, begitupula dengan Vera. Mereka berdua sama-sama diam, tak ada yang berniat membuka suara karena masih merasa canggung satu sama lain, dan memilih fokus dengan makanan yang ada dimeja makan.
TING...
Vera melirik ke arah Rega yang langsung merogoh ponselnya yang ada disaku celananya saat mendengar notif masuk.Ibu
Sayang nanti kita makan malam bareng ya?
Mau nggak?
Ajak Istri kamu juga. Kita makan bareng Ayah dan Ibu mertua kamu juga.Rega menaruh ponselnya diatas meja makan begitu saja, setelah melihat isi dari pesan yang dikirimkan Ibunya.
Rega melirik ke arah Vera yang mengunyah makanannya. "Nanti malam kita makan malam tempat Ibu," dingin Rega memberitahukannya pada Vera. Wanita itu hanya membalasnya dengan anggukan patuh seperti anak kecil.
.....
Tak terasa malam sudah tiba, kini pasangan Suami Istri itu tengah bersiap sebelum mendatangi acara makan malam antar keluarga Mertua dan orang tua kandung.
Rega yang sudah selesai duluan menunggu Vera diruang tamu sambil sesekali memainkan ponselnya.
TAK..
TAK...
TAK...Suara high heels yang mendekat membuat Rega mengalihkan perhatiannya dan menoleh ke sumber suara.
Meski tatapan Rega terlihat datar dimata Vera, tapi yakinlah jika pria itu tengah mengagumi keanggunan Istrinya malam ini.
Rega sekarang paham kenapa temannya sangatlah menyukai Vera. Hanya pria bodoh seperti dirinya yang tidak tertarik pada sosok Vera. Lagi-lagi Rega merasa bersalah karena membiarkan wanita seperti Vera menikah dengan manusia sepertinya.
Vera yang ditatap seperti itu oleh Rega merasa tidak percaya diri, ia melihat penampilannya dirinya. Apa ia tak cocok menggunakan baju ini? Ataukah penampilannya terlihat aneh? Itulah yang ada dipikiran Vera saat ini.
"Kamu cantik," puji Rega seolah mengerti jika Istrinya saat ini sedang tidak percaya diri.
Pujian yang Rega lontarkan barusan tidak seperti orang yang sedang memuji, melainkan seperti seorang yang tengah memberitahu sesuatu, sehingga Vera bingung untuk menyikapi ucapan Suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomansaTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...