#36. Berjanjilah

1.6K 98 1
                                    

"Sayang bisa tolong ambilin penyukur kumis dilaci nakas," teriak Ayah Rega meminta tolong pada Istrinya yang baru saja selesai mandi dan kini tengah mengeringkan rambutnya didepan cermin.

Tanpa menjawab Suaminya, Ibu Rega memilih membuka laci dan mencari benda yang dimaksud.

Saat sedang mencari, Ibu Rega tak sengaja melihat map yang berlogo rumah sakit. Padahal seingatnya tak ada yang berkunjung ke rumah sakit akhir-akhir ini, terakhir ke rumah sakit adalah ketika Rega pingsan disekolah.

Karena penasaran Ibu Rega mengambil map tersebut dan mulai membacanya.

Sedangkan dikamar mandi, Ayah Rega yang merasa tak ada jawaban dari Istrinya memilih keluar setelah menggosok giginya.

CEKLEK...

"Ibu tadi gak denger ya kalau Ayah minta--"

Ayah Rega menghentikan ucapannya kala melihat Istrinya menatap dirinya dengan mata berkaca-kaca, lalu tatapannya beralih pada benda yang berada dalam genggaman Istrinya itu.

"Bu--"

"KENAPA AYAH GAK BILANG!!" teriaknya melemparkan map tersebut ke arah sang Suami.

Ayah Rega memejamkan matanya sesaat sebelum maju mendekati Istrinya lalu memeluknya erat sambil terus mengusap punggungnya untuk memberi sedikit ketenangan.

"Maafin Ayah--"

Ibu Rega menggeleng dengan tangan yang terus memukuli dada Suaminya."Kenapa harus Rega? Kenapa gak aku aja?"

"Sstt... Hei, Rega pasti sembuh," bisik Ayah Rega terus berusaha menenangkan Istrinya.

"Kenapa Rega gak mau jujur?" tanyanya lagi yang tak paham dengan cara pikir Suami dan Anaknya yang menyembunyikan fakta sebesar ini.

"Rega pasti punya alasan," balas Ayah Rega sembari mengelus punggung Istrinya untuk menenangkannya.

Drtt... Drtt....
Ayah Rega merenggangkan pelukannya sebelum berjalan untuk mengambil ponselnya yang berdering.

(Assalammualaikum Om)

(Waalaikumsalam Akas, ada apa? Tumben nelpon, pagi-pagi lagi)

Ibu Rega mendekat begitu tau jika Keponakannya lah yang menelpon Suaminya.

"Aku mau denger," bisik Ibu Rega membuat Ayah Rega mengeraskan suara panggilan tersebut.

(Maaf Akas ganggu waktu Om, disini Akas mau ngomong sesuatu)

(Ya Akas ngomong aja, ada apa?)

Ayah Rega merasa bingung dengan nada bicara Keponakan Istrinya yang tak seperti biasanya. Nada bicaranya terlihat gugup dan ragu-ragu.

(Kemaren Rega nemuin Akas waktu ke Singapore--)

(Rega bilang dia sakit, dan dia berniat mendonorkan jantungnya kalau seandainya operasi atau pengobatannya gagal. Tapi Om-- Akas berharap hal itu gak terjadi. Jadi Akas mohon carikan Rega Dokter terbaik agar bisa sembuh)

Perkataan Akas membuat tubuh Ibu Rega melemas ditempat, bahkan perempuan itu hampir terjatuh jika saja salah satu tangan Suaminya tidak menahan tubuhnya.

(Baiklah Akas, Om akan berusaha. Kalau gitu Om tutup telponnya)

Setelah mengatakannya, Ayah Rega menutup panggilannya lalu beralih menatap Istrinya.

"Aku mau temui Rega," putusnya sebelum berjalan keluar kamar.

Ayah Rega hanya bisa diam sambil memijat kepalanya yang berdenyut nyeri. Entah apa yang dipikirkan anaknya itu hingga berpikir untuk mendonorkan jantungnya pada Keponakannya. Seputus asa itukah Rega pada hidupnya sendiri?
...........

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang