#6. Pergi Tanpa Izin

2.6K 137 7
                                    

Vera mengerjapkan matanya kala sinar matahari menembus kaca jendela kamarnya. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya lalu membersihkan tubuhnya dikamar mandi.

Saat sedang mengeringkan rambutnya, Vera mengingat kejadian tadi malam dimana Rega langsung terlihat gelisah saat dirinya bertanya pria itu akan tidur dimana.

Entah kenapa Vera merasa jika Rega menghindar untuk tidur bersamanya. Pria itu tak langsung menolak, tapi justru mengelak dengan gelagat aneh.

"Saya mau nyelesain tugas kantor, jadi sekalian aja tidur diruang belajar. Takutnya ketiduran," katanya tadi malam terlihat gugup saat mengatakannya.

Vera menghela napas sebelum berjalan keluar dari kamarnya menuju ke dapur. Vera menoleh ke kanan dan ke kiri tapi tidak menemukan keberadaan Rega, entah kemana pria itu pergi sepagi ini.

Vera berjalan ke ruang belajar kerena mengira jika Suaminya ada didalam, tapi sampai sana wanita itu tak menemukan keberadaan Rega.

Dirasa tak ada pekerjaan, Vera memilih mencatat bahan-bahan makanan dan pergi ke supermarket sendirian lalu nanti ia akan masak sambil menunggu kepulangan Suaminya itu. Semoga saja Rega pulang saat dirinya sudah selesai masak, agar pria itu tak perlu menunggunya terlalu lama.
......

Disisi lain Rega merutuki kebodohannya yang lupa tidak membawa ponsel. Pagi-pagi tadi, Ayahnya sudah menelpon dan memintanya untuk ke kantor. Awalnya Rega ingin berpamitan pada Vera, tapi melihat gadis itu tengah tertidur dengan pulasnya, ia jadi tak tega untuk membangunkannya.

Sialnya Rega lupa membawa ponselnya, sehingga dirinya belum sempat mengabari Vera sampai saat ini. Sebenarnya dikantor ada telepon, tapi Rega tak mengingat nomor baru Vera, sedangkan Ayahnya tak memiliki nomor baru Menantunya itu sebab Vera berganti nomor baru kemarin.

"Yah ini selesainya jam berapa ya?" tanya Rega dengan mata yang masih terfokus pada layar komputer.

"Sore mungkin. Kenapa? Udah kangen sama Istri dirumah?" goda Ayahnya membuat Rega mendecak kesal.

"Ck... bukan gitu, tadi Rega lupa ngabarin"

"Ya udah sih, gak bakal hilang Veranya. Tenang aja."

Rega menghela napas mendengar ucapan Ayahnya. Setelahnya kedua pria berbeda umur itu kembali fokus pada layar komputer dihadapan mereka dan kembali terjadi keheningan diruangan tersebut.

TOK....TOK...

"Maaf Pak ini Eti," ucap seorang wanita dibalik pintu yang baru saja diketuk.

"Ya masuk aja," balas Ayah Rega membuat wanita itu perlahan membuka pintu lalu masuk ke dalam kemudian berjalan ke arah bosnya.

Wanita bernama Eti itu nampak melirik ke arah Rega yang sama sekali tak melihat ke arahnya. Setelah memberikan kopi kepada Ayah Rega, Eti berjalan ke arah Rega dan berniat memberikan satu kopi yang tersisa.

Entah sengaja atau tidak, gadis itu menumpahkan sedikit kopi dibaju Rega hingga membuat pria itu terkejut dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Aduh! Maaf Pak. Biar saya bersihkan--"

"Jangan sentuh saya!" peringat Rega memundurkan tubuhnya saat Eti mendekat ke arahnya.

Bukannya menurut, Eti justru semakin mendekat ke arah Rega lalu menyentuh kerah bajunya yang terkena noda.

"Biar saya--"

BRAAK....

"SAYA BILANG JANGAN SENTUH SAYA!!"

Tanpa sadar Rega mendorong wanita itu hingga terjatuh ke bawah. Rega tiba-tiba saja terlihat gelisah dengan tubuh gemetar ketakutan dan tangan yang terus mengusap wajahnya sendiri.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang