Sepulangnya dari bandara setelah menghantar Rega, Vera berniat berganti pakaian dengan kaos yang lebih nyaman dipakai. Tapi Vera justru menemukan noda darah dibaju bagian pundaknya.
"Ini darah siapa ya?" gumam Vera menatap noda tersebut.
Seingat Vera ia tak pernah terluka, jikapun terluka tak mungkin Vera mengusapkannya pada bagian pundak. Vera juga ingat bahwa baju ini baru saja dicuci tiga hari yang lalu dan baru ia kenakan hari ini saat menghantar Rega ke bandara.
"Apa darahnya Kak Rega ya? Tapi kayaknya Kak Rega gak terluka deh"
TOK...TOK...TOK...
Lamunan Vera buyar saat pintu kamarnya diketuk seseorang.Setelah mengganti bajunya, Vera membukakan pintu kamarnya untuk melihat siapa yang baru saja mengetuk pintu kamarnya.
"Iya Bik?" tanya Vera pada salah satu orang yang bekerja dirumahnya.
"Itu Non, dibawah ada Ayahnya den Rega," ucapnya memberitahu. Vera mengangguk lalu turun ke bawah setelah mengucapkan terimakasih.
Sampai diruang tamu, Vera tersenyum hangat pada Mertuanya yang sangat jarang berkunjung ke rumah dan datang tanpa kabar seperti sekarang. Tak seperti biasanya Ayah Mertuanya itu berkunjung tanpa Istrinya.
"Ayah sudah lama nunggunya?"
"Enggak kok, maaf Ayah ganggu ya"
"Eh, enggak kok"
Vera ikut mendudukkan dirinya dikursi yang berbeda setelah menyapa Ayah Mertuanya agar lebih sopan.
"Tumben Ayah ke sini," kata Vera membuat Ayah Rega mengangguk pelan.
"Sebenernya Ayah ke sini karena ada perlu sama Rega. Dimana Suamimu nak?"
Vera terdiam beberapa saat, ia tak langsung menjawab pertanyaan Ayah Mertuanya dan justru terlihat gugup dihadapannya.
"Ibu belum ngasih tahu Ayah ya?" tanya balik Vera membuat Ayah Rega mengeryit bingung.
"Ngasih tahu apa?"
"Ekhem-- Kak Rega hari ini sampai beberapa hari ke depan pergi ke Singapore untuk melihat-lihat unniversitas disana," gugup Vera menjawab pertanyaan Ayah Mertuanya.
"Maksudnya? Rega mau lanjut kuliah disana?" tanya Ayah Rega terkejut.
Vera mengangguk mengiyakan membuat Ayah Rega menghela napas panjang sambil menyugar rambutnya ke belakang.
"Kalau gitu Ayah pamit dulu. Nanti Ayah ke sini lagi kalau Rega sudah pulang," pamit Ayah Rega berdiri dari tempat duduknya.
Vera mengangguk lalu ikut berdiri untuk menghantarkan Ayah Mertuanya yang terlihat frustasi.
"Hati-hati Yah," kata Vera saat Ayah Rega akan memasuki mobilnya.
"Iya, kamu juga jaga diri ya nak," jawab Ayah Rega sebelum keluar dari pekarangan rumah anaknya untuk pulang ke rumahnya dan menanyakan langsung pada Istrinya mengenai Rega yang memilih melanjutkan kuliahnya diluar negeri tanpa sepengetahuannya.
.......Setelah Ayah Mertuanya pergi, Vera kembali masuk ke dalam kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya kembali atau hanya sekedar berbaring sambil bermain handphone.
Saat tengah sibuk menonton film ditemani beberapa camilan, Vera tak sadar jika camilannya sudah habis dan bungkusnya mengotori ranjangnya.
Dengan malas Vera berdiri dari tempat tidurnya untuk membuang bungkus camilannya ke kotak sampah yang berada disamping pintu kamarnya.
Vera mengeryit saat melihat isi kotak sampah. Didalam kotak sampah terdapat begitu banyak rambut. Padahal seingat Vera, rambutnya tak mengalami rontok separah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REGATHAN [END]
RomanceTerperangkap dalam trauma masa lalu membuatnya menjadi sosok yang sangat tertutup dan tak tersentuh. Tujuan hidupnya hanya belajar dan memperoleh nilai bagus. Ejekan para siswa yang mengatainya sebagai homo, sombong, ambis, dan lain-lain tak pernah...