#5. Akhir Pekan

2.5K 147 0
                                    

08**********

Saya tunggu dicaffe depan sekolah.

Ini siapa ya?

Suami kamu.
Kamu mau pulang tidak?
Atau mau netap diasrama sendirian?
Saya tidak masalah, silahkan saja.
Tapi jangan mengadu atau mengeluh pada orang tuamu.

Iya
Tunggu bentar .

Vera menggerutu pelan saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Suaminya itu. Vera tidak salah bukan jika menanyakan siapa orang asing yang tiba-tiba mengiriminya pesan lalu mengatakan jika ia tengah menunggunya dicaffe? Yang punya nomornya itu Rega, sedangkan ia tak memiliki nomer pria kulkas itu. Tapi pria itu justru mengomel kepadanya menggunakan pesan yang panjang lebar.

Dengan buru-buru Vera meraih tas yang berisi bedak lalu memasukkan ponselnya ke dalamnya, tak lupa membawa beberapa pakaian. Vera tak mau membawa banyak pakaian karena itu berat, lagipula dirumah Rega juga bajunya masih banyak. Vera juga tak mandi, mengingat jika Suaminya itu akan meninggalkannya jika ia telat ke sana lebih dari lima belas menit.

Sekolah mereka hanya aktif belajar pada hari senin sampai jumat, lalu sabtu dan minggunya libur. Beberapa pelajar ada yang tidak pulang karena mungkin mereka tak mau ada dirumah karena masalah keluarga yang membuat mereka muak, atau ada juga karena rumahnya jauh.

Awalnya Vera juga ragu untuk pulang mengingat bahwa dirinya bukan pulang ke rumah orang tuanya melainkan ke rumah Suaminya dan tinggal bersama dengan pria tak tersentuh itu. Tapi Vera takut jika harus diasrama sendirian, apalagi teman-teman yang satu kamar dengannya pulang ke rumah mereka masing-masing. Berhubung Rega menawari Vera pulang bersama, lebih baik ia ikut pulang saja daripada harus begadang karena tidak bisa tidur ditengah malam yang sunyi.

Sampai didepan caffe Vera dapat melihat Rega duduk dengan secangkir kopi dihadapannya, tak lupa buku tebal ditangannya yang selalu menjadi tujuan mata pria itu memandang.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Vera ikut duduk didepan Rega, membuat pria itu menoleh kala mendengar geseran kursi dihadapannya.

"Mau minum atau makan dulu?" tawar Rega menatap ke arah Vera yang menegang saat matanya ditatap oleh mata tajam mengintimidasi milik pria dihadapannya.

"Hah? Boleh," gugup Vera menjawab tawaran Rega. Setelah mendapat jawaban, Rega mengangguk paham kemudian memanggil pelayan.

Saat makanan dan minuman yang mereka pesan datang. Keduanya sibuk menikmati pesanan tersebut tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. Yang satu tegang dan canggung, yang satu lagi memang sudah terbiasa makan dalam diam.

"Udah? Saya bayar dulu. Kamu keluar saja tunggu didalam mobil"

Vera mengangguk paham lalu berdiri dari tempat duduknya untuk keluar dari caffe menuju ke mobil milik Rega yang beberapa hari lalu dihantarkan oleh Ayah Rega untuknya pulang ke rumah seperti sekarang atau hanya untuk sekedar bermain.

Vera duduk dikursi belakang sambil memainkan ponselnya sembari menunggu Rega masuk ke dalam mobil.

Tak lama Rega masuk lalu menoleh ke belakang atau lebih tepatnya ke arah Vera yang langsung berhenti memainkan ponselnya begitu ditatap oleh pria tersebut. Rega pikir Vera akan duduk didepan bersamanya, tapi gadis itu justru duduk dibelakang seperti penumpang yang sedang naik taxi dan dirinya sebagai sopirnya.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang