Epilog

4.5K 131 15
                                    

"Kisah kita sudah berakhir, dan kau memilih mengakhirinya seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kisah kita sudah berakhir, dan kau memilih mengakhirinya seorang diri. Bukankah ini tak adil?"

......

"Hah..."

Wanita yang baru saja terbangun dari tidurnya karena mimpi buruknya itu langsung mendudukkan dirinya dan melihat ke sekeliling ruangan.

Penampilannya sedikit berantakatan dengan baju rok yang panjangnya hanya selutut, tubuh yang terlihat kurus, serta rambut yang tak tertata rapih.

CEKLEK...
Wanita itu menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka, dimana saat ini ada seorang wanita dewasa tersenyum ramah ke arahnya dengan membawa nampan berisi segelas susu dan juga sepiring sarapan pagi.

"Nona Vera sudah bangun?"
"Sarapannya dimakan dulu ya non, saya suapin," ucapnya mendekat ke arah Vera dan meletakkan nampan itu dinakas samping tempat tidurnya.

"Maaf, kamu siapa?" bingung Vera membuat wanita itu terdiam sesaat sebelum kembali tersenyum.

"Saya orang yang akan merawat nona Vera," jawabnya membuat Vera mengeryit bingung.

"Aku bisa makan sendiri," tolak Vera saat wanita itu ingin menyuapinya.

Vera mengambil alih sendok yang sudah terisi, tapi ia kembalikan ke piringnya saat baru menyadari jika pergelangan tangannya terbalut perban.

"Eh? Jangan dibuka perbannya, itu lukanya masih basah," larang wanita itu saat Vera ingin melepaskan perbannya.

Bukannya mendengarkan, Vera justru semakin penasaran dan membuka perban dipergelangan tangannya itu.

Tak hanya satu, tapi ada begitu banyak bekas goresan dipergelangan tersebut. Dari yang sudah kering, maupun yang masih baru. Dan itu ada pada kedua pergelangan tangannya.

"Kak Rega--" gumam Vera begitu menyadari sesuatu.

"Ah iya, Kak Rega pasti nyariin aku," ucapnya langsung berdiri dari tempat duduknya.

"Nona Vera makan dulu," larang wanita itu berusaha menghalangi Vera dengan memegangi lengannya, tapi Vera justru mendorong wanita itu sekuat tenaga, lalu buru-buru keluar dari ruangan setelah menutupnya.
.....

"Itu menantunya Pak Erden kabur lagi dari rumah?"

"Kasian ya buk, mana lagi hamil besar gitu"

"Kurus banget, gak tega liatnya"

Vera mengabaikan perkataan Ibu-Ibu tetangga mertuanya yang mengomentari penampilannya. Vera terus berjalan tanpa memedulikan mereka dengan baju rok yang kebesaran dan tanpa alas kaki. Hingga sebuah taxi berhenti dihadapannya dan menawarkan jasa yang Vera terima.

REGATHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang