49

4.2K 548 16
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama akhirnya mobil yang ara dan chika tumpangi beserta anaknya sampai dirumah. Ara memarkirkan mobilnya digarasi.

"masih tidur chik?"tanya ara. Chika menganggukkan kepalanya.

Ara membuka pintu mobilnya lalu keluar, dia membukakan chika pintu, ara menggendong anak perempuannya itu yang berada dipaha chika agar chika bisa turun dari mobil.

"paha kamu gak sakit kan?"tanya ara yang melihat chika keluar dari mobil.

"gak kok"chika tersenyum.

"yuk, masuk"

Ara memperbaiki posisi gendongan anaknya setelah merasa nyaman. Ara menarik tangan chika dengan lembut masuk kedalam rumahnya.

"aku gak bakal lari raa, jadi gak usah dipegang gini"chika mengangkat tangannya keatas yang digenggam oleh ara.

Ara membalasnya hanya dengan senyuman tipis. Saat chika ingin melepaskan tangannya dari genggaman ara.Ara semakin memper-erat genggaman- nya.

"tangan kamu sakit nanti kalo gendong cuma pake satu tangan"ucap chika.

"gak"

"gak darimana!, anak kita tu bukan umur 3 tahun raa, umurnya udah 8 tahun"

"aku gendong kamu aja bisa, masa anak umur 8 tahun gak bisa"ara tersenyum jahil.

Muka chika memerah nendengar perkataan ara. Sedangkan ara hanya tertawa melihat chika yang malu-malu. Chika yang kesal karena ara menertawakannya pun langsung memukul-mukul lengan ara.

"aduh jangan pukul-pukul dong sayang, ntar anak kita jatuh"ara menahan pergelangan tangan chika yang ingin bersiap memukul ara kembali.

Jangan ditanyakan ekspresi muka chika lagi. Mukanya sudah sangat merah seperti tomat. Ara tersenyum tangannya terangkat mengelus pipi chika yang merona.

"ayo jalan kembali"tanpa menunggu persetujuan dari chika ara langsung menariknya.

Chika yang ditarik hanya pasrah dan mengikuti ara berjalan. Saat masuk kedalam rumah chika bisa melihat bahwa ayah ara sudah pulang dari kantor.


Chika melirik kearah ara, dia bisa melihat dari raut wajah ara ada ke khawatiran. Chika mengelus tangan ara, ara menatap kearah chika lalu tersenyum. Mereka berdua berjalan mendekati shani dan gracia yang sedang menonton tv.

"anak siapa itu kamu culik"ucap shani melihat ara menggendong seorang anak perempuan.

"anak aku yah"ucap ara.

Tidak ekspresi yang shani keluarkan. Mimik muka wajahnya tetap datar. Hal itu semakin membuat ara takut kalau ayahnya tidak mengizinkan untuk mengadopsi anak.

"kenapa kalian gak tanya ayah kalau mau adopsi anak?"tanya shani menatap ara dan chika secara bergantian.

"shan, jangan mulai deh"tegur gracia kepada suaminya yang hanya diam saja daritadi.

"Gee, aku ini seorang ayah sudah sewajarnya aku mempertanyakan hal ini"

"tapi kamu bikin anak-anak takut dengan cara kamu bertanya"

"jangan bilang kamu tahu soal ini"

"sebelum mereka pergi, mereka udah minta izin sama aku"

"dan kamu izinin?"tanya shani. Gracia menganggukkan kepalanya.

"aku gak ngerti sama jalan fikir kamu, jangan mentang-mentang aku cinta mati sama aku, kamu bisa ngendaliin aku sesuka hati kamu"

"mereka cuma mau adopsi anak shan"

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang