46

5.3K 624 86
                                    


"barang-barang kamu semuanya udah dibawa kan, gak ada yang ketinggalan?" tanya ara menatap chika.

"kamu udah bertanya lebih dari tiga kali lho raa"

"hehe, aku kan cuma ingatin"cengir ara.

Chika tidak menanggapi ucapan ara dia kembali fokus kelayar hpnya. Ara yang penasaran melihat chika begitu serius mengetik langsung memiringkan kepalanya melihat layar hp chika.


Chika yang sadar pun langsung menjauh kan hpnya. Ara menatap chika datar tapi chika malah tersenyum menanggapinya.

"kamu lagi chatan sama siapa sih!" kesal ara melihat chika yang asik sendiri dengan hpnya.

Chika melirik ara sekilas"kepo"chika kembali mengetik dilayar hpnya terkadang dia tertawa karena membaca pesan yang masuk.

"kamu ketawa lagi gara gara hp itu, siap siap hp kamu rusak"ucap ara dengan nada dingin dan ekspresi datar.

Chika mengabaikan perkataan ara, jari jari tangannya terus mengetik. Emosi ara semakin naik saat melihat chika tersenyum karena hpnya.


Ara merampas hp chikan lalu membantingnya dilantai. Chika yang melihatnya tentu saja dibuat kaget. Chika memungut kembali hpnya yang sudah hancur.

"kamu apaa apaan sih raa!!"ucap chika dengan suara tinggi.

"kamu yang apaa apaan, tadi pagi ingin cepat-cepat pulang tanpa kasih tahu aku alasannya dan sekarang kamu main hp sambil ketawa ketawa gak jelas"

"kamu terlalu berlebihan, orang aku cuma chatan sama teman"

"aku gak urus mau teman atau bukan, tetap aku gak suka liat kamu kayak gitu tadi!"

Chika mengurungkan niatnya saat ingin kembali berbicara karena mobil mereka sudah datang. Chika berjalan duluan masuk kedalam mobil.


Ara menghembuskan nafasnya kasar. Sepertinya dirinya harus mencari tahu siapa tadi yang ditemenin chika chatan. Ara membuka pintu mobil lalu masuk kedalam.


Ara melirik kearah chika yang menatap keluar jendela. Tampaknya chika benar benar sangat marah. Ara memijit pelipisnya rasanya otaknya ingin meledak menghadapi ini semua.


Semua tugasnya menumpuk diperusahaan kepulangannya sudah ditunggu dengan dokumen yang menumpuk cukup itu saja yang membuat kepala ara pusing tapi sekarang masalahnya nambah lagi.


Setelah beberapa jam diperjalanan akhirnya mereka sampai dibandara. Saat ara ingin berbicara chika sudah keluar duluan, ara menghela nafasnya.


Ara membuka pintu mobil lalu berjalan keluar dari mobil dia mengikuti chika dari belakang. Ara menatap tajam seorang pria yang ingin berkenalan dengan chika saat pria itu menjulurkan tangannya ara langsung menepisnya.

"aww.. , Lo!!.. Miss zahra?" pria itu langsung mengubah nada bicaranya saat melihat ara, dia menatap tak percaya melihat seorang anak dari natio grup didepannya.

Ara mengabaikan pria itu dan langsung menarik tangan chika dengan kasar. Sudah cukup! Dirinya mencoba sabar melihat sikap chika yang seperti ini.


Dirinya juga bisa marah jika chika terus terusan marah hanya karena handphone nya yang rusak. Ara terlalu marah sampai tidak menyadari dia menarik tangan chika terlalu kencang.

"raa... Lepass" chika berusaha melepaskan tangan ara yang menariknya tapi usahanya tidak berhasil.

Ara mengabaikan ucapan chika dia terlalu muak melihat situasi seperti ini. Padahal masalahnya hanya kecil tapi kenapa chika membesar-besarkannya!. Ara sudah berusaha sabar meladeni chika.


Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang