42

5.1K 615 44
                                    

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam akhirnya pesawat yang chika dan ara tumpangi mendarat dengan selamat di bandara Marinda.


Saat berjalan menuruni tangga pesawat mereka sudah disambut oleh beberapa orang yang memang menunggu kedatangan ara dan chika.

"selamat datang miss zahra" semua menunduk hormat kepada ara

"mobil sudah siap?"ara bertanya menatap orang yang berbicara barusan

"sudah miss, mari saya antar miss"orang itu tersenyum ramah sambil mempersihlahkan ara dan chika berjalan duluan


Ara menggenggam tangan chika dan langsung berjalan diikuti oleh empat orang dibelakangnya. Saat berjalan ara dan chika menjadi pusat perhatian apalagi mereka berdua dikawal oleh beberapa orang pasti semua orang yang menatapnya mengira dirinya dan chika adalah orang penting.


Ara menatap datar orang orang yang menatapnya terang-terangan, ara sungguh tidak suka tapi ini semau kemauan ayahnya dan sangat bersih keras bahwa ara dan chika harus dijaga.


Entah apa yang direncanakan ayahnya itu ara pun tidak tahu tapi yang pasti ara tidak akan membiarkan para bodyguard suruhan ayahnya ini memantau semua pergerakan yang dilakukan chika dan dirinya.


Ara melirik kearah istrinya yang berjalan sambil menguap beberapa kali, ara mendengus seandainya saja tidak ada orang orang suruhan ayahnya ini, sudah ara pastikan chika masih tertidur didalam gendongannya.

"nanti kamu lanjut tidurnya dimobil ya"ara mengatakan dengan nada yang lembut, chika menganggukkan kepalanya dia terlalu mengantuk sehingga hanya membalas ucapan ara dengan anggukan.


Ara tersenyum dia mengelus rambut chika dengan lembut. Kenapa istrinya ini sangat imut, ara jadi ingin mengurungnya dikamar saja biar tidak ada orang yang bisa melihatnya selain dirinya.

"silahkan miss" supir membuka pintu untuk ara dan chika

Ara menuntun chika masuk kedalam mobil setelah pintu ditutup, ara menarik kepala chika agar bersandar dibahunya. Chika hanya menurut saja lagian saat ini dia lagi mengantuk dan ingin kembali tidur.


Ara mengangkat tangannya yang menggenggam tangan chika dan langsung menciumnya. Ara tersenyum menatap chika yang kembali tidur, dia mengelus tangan chika yang digenggamannya.

"maaf gak jujur sama kamu"gumam ara

Ara mengambil ipadnya yang berada didalam tas menggunakan tangan kirinya. Ara menyalakan layar ipad yang ada ditangannya dia harus mengecek keadaan perusahaannya.


Walaupun ara sudah menyerahkan tugasnya ke max bukan berarti ara tidak memantau kinerja max selama mengganti posisinya. Bukannya ara tidak percaya dengan max tapi dia hanya ingin lebih waspada dan hati hati karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.


Ara menatap datar layar ipadnya. Lagi dan lagi dia melihat keanehan dibagian keuangan sebenarnya ara tidak terlalu menangggapinya karena jumlah uang yang digelapkan cuma sedikit bagi ara.

Tapi jika orang itu terus melakukannya dengan jumlah yang sedikit makin lama akan jadi banyak juga. Sepertinya selesai  liburan ara harus membersihkan para tikus tikus di perusahaannya itu.


Karena terlalu fokus dengan ipadnya ara sampai tidak sadar kalau dia berhenti mengelus tangan chika, sampai membuat chika bergerak memeluknya dengan erat mencari kenyamanan.

"sayang kamu"chika mengatakan didekat telinga ara dengan nada pelan dan tentu saja ara mendengarnya.

"sayang kamu juga"ara membalas pelukan chika dengan senyuman yang terukir diwajahnya karena melihat sifat manja istrinya keluar.

Because Of You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang