[02]

986 79 13
                                    

"Aaah yamete kudasai hhhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaah yamete kudasai hhhh..."

Seren menarik-narik tasnya yang saat ini sedang berada di tangan kakak kelasnya. Ia tak mau menyerahkan tasnya ke mereka karena di dalamnya terdapat senjata tajam milik teman temannya. Rencananya hari ini ia akan ikut untuk tawuran lagi, makannya teman-teman setannya itu menitipkan senjata nya ke tasnya karena rata rata mereka tak membawa tas saat sekolah.

Mungkin kalian berfikir Seren ikut tawuran karena kecanduan untuk bermain senjata mematikan. Nyatanya tujuan nya hanya untuk bertemu dengan anak ustadz yang gantengnya nauzubillah.

Aldebaran mah bakal lewat kalo dibandingin sama Alwafa. Cuman sebatas sedotan ale-ale kalo dimata Seren.

"Ga usah ngelawak deh dek! Lepasin dulu tas lo!" paksa cowok itu sambil menarik tasnya dari cekalan tangan Seren.

"Jangan dong kak, ada rahasianya."

"Rahasia apaan? Lepasin atau lo mau gue aduin sama guru?"

"Kakak butuh duit gak?" tawar Seren sambil mengeluarkan selembar uang di kantongnya.

"Lo mau nyogok gue?"

"Ya-ya nggak gitu kak."

"Lepasin tas lo!"

"Tasnya ada softek nya kak," jawab Seren secara frontal. Ia sungguh tidak tau harus berfikir apa lagi untuk mencari alasan. Hanya itu satu satunya cara untuk menghindarinya.

Kakak kelas itu langsung terdiam melepaskan tas itu yang membuat Seren tersenyum memeluk tasnya.

"Ini private, you know?" Seren menunjuk kakak kelasnya itu dengan songong.

"Yaudah kalo gitu biar nanti OSIS yang cewek yang ngecek tas lo."

Dua orang cowok itu berjalan pergi ke luar kelas. Seren berusaha memastikan dengan membuntutinya di balik pintu. Setelah cowok itu benar-benar pergi ia menutup pintunya.

"Mampus."

Seren langsung menelan ludahnya dengan kasar. Tangannya langsung panas dingin tak tau harus berbuat apa. Ia mondar-mandir sambil menenteng tasnya sembari tangan satunya ia gunakan untuk menekan kepalanya agar berfikir.

"Apa gue bolos aja kali ya?" pikirnya.

Ia langsung menggendong tasnya dengan terpaksa. Namun saat ia ingin pergi ia kembali ditarik oleh seseorang di belakangnya.

"Mau ngapain? Taroh sini aja! Yang ada kalo lo bawa itu tas kabur, bisa panjang urusannya," ucap Fatur dengan gaya sok pahlawan.

Dari banyak nya siswa cogan yang ada di SMA ini kenapa harus Fatur yang satu kelas dengannya? Tapi walaupun mukanya jelek namun hatinya sangat baik. Ia selalu datang waktu Seren membutuhkan pertolongan.

Tapi tetap saja...

Kita cuman teman!

Seren menatap tas hitam yang diberikan oleh Fatur dengan tatapan tak percaya. Seperti kurang yakin ia akan menaruh senjata tajam itu ke tas yang entah punya siapa itu.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang