[22]

479 47 0
                                    

Gadis dengan rambut pendek yang sedang duduk di teras rumah berwarna putih itu mengerutkan keningnya saat sebuah kain tersodor ke arahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis dengan rambut pendek yang sedang duduk di teras rumah berwarna putih itu mengerutkan keningnya saat sebuah kain tersodor ke arahnya.

"Gue mau sholat, tapi gue gak mau berhijab Nila," ucap Seren seakan sudah tau apa yang ingin dilakukan adik kelasnya itu. Selain gerah dia juga tidak suka ribet.

Nila mendudukkan dirinya di samping Seren. "Kak, kenapa permen yang udah terbuka bungkusnya lebih menarik perhatian semut daripada permen yang masih tersegel?"

Seren memutarkan matanya malas.  Anak TK juga tau kalo permen itu manis, dan semut sudah pasti suka yang manis-manis.

"Yaelah anak kecil mah juga tau kali, kalo dibuka ya semut gampang cari makan, kalo dibungkus kan tertutup rapat. Mana ada sejarahnya semut bisa buka bungkus permen sendiri? Kalo bisa buka bungkus sendiri, itu pabrik permen bakalan bangkrut dicolong terus."

"Nah itu tau, permen kan ibarat seorang wanita. Kalo terbuka lebih menarik perhatian laki-laki bukan?"

Seren terdiam

"Misalnya kakak adalah laki-laki, dan kakak itu diberi pilihan sama ayah kakak buat dijodohin sama anak temennya. Yang pertama kakak dikasih pilihan seorang wanita berpakaian minim, dadanya kelihatan, dan sering ganti-ganti pasangan. Lalu yang kedua wanita itu tertutup, memakai hijab, sangat anggun, dan tidak membiarkan seseorang laki-laki mendekatinya selain calon suaminya nanti. Kira-kira kakak pilih wanita yang pertama atau yang kedua?"

"Kenapa harus memilih? Kan bisa dipoligami itu ceweknya," jawab Seren yang membuat Nila menepuk jidatnya.

"Gak gitu, maksudnya aku suruh kakak milih salah satu diantara kedua wanita itu," balas Nila.

"Gue lebih tertarik ke cewek tertutup itu. Idaman gebetan gue. Tapi kayaknya gue gak bakalan bisa jadi dia. Iman gue tipis banget kek triplek."

"Bisa. Siapa bilang gak bisa? Asal kakak niat hijrah pasti bisa."

"Gue niat gak niat," balas Seren dengan malas.

"Harus niat!" tegas Nila.

"Coba deh satu hari aja pake hijab! Percaya deh sama aku kakak bakalan kecanduan," ucap Nila sambil menyerahkan hijab itu ke tangan Seren.

Seren hanya menatap kain itu dengan malas. Sungguh, dia sangat kapok memakai hijab. Gerahnya minta ampun.

"Gue dulu pernah pake hijab pas ada halal bihalal satu hari, gue gak kuat. Gerahnya minta ampun," ucap Seren dengan jujur.

"Itu karena kakak gak niat, coba kalo niat?"

"Yadeh-yadeh, nanti kalo udah siap."

"Siap apa?" tanya Nila.

"Imannya lah."

"Terserah kakak aja, capek aku."

Nila memalingkan badannya sambil melipatkan kedua tangannya ke depan. Seren yang melihat adik kelasnya yang ngambek itu pun langsung menarik tangan gadis itu supaya memalingkan wajahnya ke arahnya lagi.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang