[31]

499 43 8
                                    

Semalam dia tidak bisa tidur, terus melamun dan kadang senyum-senyum sendiri seperti orang gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam dia tidak bisa tidur, terus melamun dan kadang senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Jangan ditanyakan lagi siapa penyebab dari kegilaannya malam itu. Yah, siapa lagi kalau bukan Alwafa Arasyid. Laki-laki yang selama ini ia kagumi.

Gadis dengan Hijab segitiga berwarna putih sesuai dengan ketentuan sekolah itu terus memondar-mandir tidak jelas ke kaca kamar mandi. Entahlah, hari ini dia merasa jantungnya tidak bisa dikendalikan. Dia merasa penampilannya itu kurang memukau karena memakai seragam sekolah yang seminggu ini belum dia cuci. Seren menyemprotkan sedikit parfum yang dia pinjam ke adik kelas. Setiap ada adik kelas yang lewat di depannya dia pasti akan menanyakan apakah ia membawa parfum atau tidak. Rasa malu? Mungkin rasa itu sudah mengundurkan diri dari kepribadian gadis itu.

Ia menghirup aroma tubuhnya sendiri yang sudah wangi. Dia merasa lega. Gadis itu menyerahkan botol parfum itu kepada sang pemilik.

"Thanks ya. Semoga rejeki mu lancar karena sudah menolong sesama mahluk hidup," ucap Seren.

"Duluan kak." Adik kelas yang membawa parfum itu memasukkan parfumnya ke kantong dan izin untuk pergi menuju kelas.

Seorang pria bertubuh gempal berada di belakangnya sambil menciumi aroma wangi yang ada di sekitarnya. Seren yang merasa risih langsung menjauhkan badannya ke pria tersebut.

"Wangi kan gue?"

"Pantes bau bangkai, ternyata itu lo," balas Fatur menjauhkan badannya dari Seren.

"Sialan, wangi gini dibilang bau bangkai." Seren memutarkan bola matanya jengah.

Merasa berbeda dengan penampilan Seren, Fatur pun penasaran. Dia menempelkan jari telunjuk nya ke wajah gadis itu. Seren pun menepisnya dengan kasar.

"Apa sih pegang-pegang? Bukan mahram." Seren melipatkan kedua tangannya ke depan.

Fatur memeriksa telunjuknya yang dia tempelkan ke wajah gadis di depannya. Terdapat bedak yang membekas di jarinya itu. Pria berbadan gempal itu terkekeh geli.

"Lo pake bedak? Ada acara apaan? Pengajian ibu-ibu?" ejek Fatur yang membuat Seren mencebikkan bibirnya.

"Gue mau dijemput Wafa, gue harus senantiasa tampil cantik dong. Masa ketemu calon kucel kek ibu-ibu baru lahiran, nanti yang ada dikira orang-orang malah Wafa boncengin pembantunya lagi."

"Lo emang cocoknya jadi pembantunya sih Ser."

"Ck, lo mah gak pernah dukung gue." Seren melengoskan kepalanya

"Ada duit nya gak? Gue dukung nih kalo ada. Kalo perlu gue bawa suporter se kampung."

"Gak minat, makasih."

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang