[46]

506 38 5
                                    

"Seren, mau ke masjid bareng?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seren, mau ke masjid bareng?"

Seren mengalihkan pandangannya ke arah suara itu. Pak Anggara telah siap dengan pakaian rapinya dan peci hitam yang sudah terpasang rapi di kepala nya.

"Ah iya Pak, bentar ya saya ambil mukena dulu."

Seren bergegas mengambil mukenanya di dalam tas. Dia selalu membawa mukena dimanapun dia berada karena biasanya masjid terdekat menyediakan mukena secara terbatas.

"Yuk!" ucap Seren tersenyum sambil berjalan mendahului Pak Anggara.

Pak Anggara tersenyum tipis sambil mengikuti langkah kaki gadis yang lebih pendek darinya itu. Pak Anggara berusaha menjajari langkahnya.

"Seren. Apa hari Minggu besok kamu ada acara?" tanya Pak Anggara yang membuat Seren menoleh menatap ke arahnya dengan bingung.

"Kebetulan tidak ada Pak, memangnya ada apa?" tanya balik Seren dengan penasaran.

"Kamu mau gak saya ajak untuk keliling Kota Bandung? Tidak lama kok. Hanya jalan-jalan saja," balas Pak Anggara.

Seren tampak berfikir sejenak. Sepertinya seru juga ke Bandung. Dia sudah lama sekali tidak pergi keluar kota sejak ekonomi keluarganya menurun.

"Sama Nila Pak?" tanya Seren dengan semangat.

"Sebenarnya saya mau ngajak dia juga, tapi katanya dia lagi ada acara sama temen-temen nya," balas Pak Anggara yang sedikit membuat Seren menurunkan senyumnya. Dia sedikit kecewa karena tidak ada Nila.

"Jadi cuman kita berdua doang Pak?" tanya Seren lagi yang langsung membuat Pak Anggara mengangguk.

"Iya. Tapi kamu tenang saja! Saya gak akan macam-macam kok."

Seren masih berfikir. Dia menimang-nimang. Dia bingung harus menerima atau menolak. Sebenarnya asik sih liburan, namun disisi lain dia takut akan mendekatkan dirinya dalam zina karena hanya pergi berdua.

"Gimana?" tanya Pak Anggara.

"Boleh."

Akhirnya dia berhasil mendapatkan jawaban. Dia berusaha percaya dengan Pak Anggara. Dia yakin Pak Anggara tidak akan macam-macam karena yang dia tau, Pak Anggara ini juga tau agama, sama dengan adiknya.

"Saya jemput kamu besok."

•••

Sedari tadi Seren menunggu di depan pintu menggunakan gamis hitam. Dia duduk di teras sambil mengelus-elus kucing berwarna putih kesayangannya. Kucing manis itu tampak tenang berada di pangkuannya.

"Cimol. Kamu ikut kakak jalan-jalan ya!"

Dengan sebutan kakak ia berikan untuk dirinya sendiri.

Tin tin!

Suara klakson mobil hitam mampu membuatnya memutarkan pandangan. Seren beranjak dari duduknya. Gadis itu tersenyum sumringah menyambut bosnya itu dengan ramah.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang