[35]

459 42 3
                                    

"Wafa, aku pulang aja deh! Udah malem juga, takutnya ganggu Umma tidur," ucap Seren ditengah-tengah perjalanan saat menuju parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wafa, aku pulang aja deh! Udah malem juga, takutnya ganggu Umma tidur," ucap Seren ditengah-tengah perjalanan saat menuju parkiran.

"Kamu yakin?" tanya Wafa.

"Gak enak juga kan kalo bertamu malam-malam? Apalagi boncengan sama kamu berduaan. Kalo Umma tau pasti dia akan marah."

"Itu sebabnya saya minta kamu untuk pulang, kamu yang keras kepala."

Seren menunduk saat Wafa mengatakan itu. Dia meremas ujung bajunya dengan perasaan bersalah. Kenapa dirinya sangat bodoh sekali? Dia memaksa Wafa supaya mau menemaninya bermain di pasar malam padahal Wafa sudah menolaknya berkali-kali. Bagaimana kalo seandainya Wafa ilfeel?

Dia memikirkan sampai sejauh itu. Makannya dia lebih memilih untuk pulang daripada harus ke rumah Wafa untuk bertemu dengan Umma.

"Maaf."

"Saya antar kamu pulang." Wafa memasang helm full face nya di kepalanya. Laki-laki itu terlihat lebih keren dua kali lipat saat memakai helm itu.

Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, dan Wafa mengantar Seren pulang. Jalanan tampak ramai yang membuat mereka harus merasakan kemacetan di Ibukota.

"Makasih, maaf ngerepotin," ucap Seren saat sudah turun dari motor.

Wafa mengantarnya tepat di depan pintu gerbang. Seren masih berdiri di sana yang membuat Wafa mengode gadis itu agar cepat masuk, karena komplek perumahannya terlihat sangat sepi.

"Em... Mau mampir dulu nggak?" tawar Seren sambil menunjuk rumahnya.

Cowok yang masih berada di atas motor itu menggeleng dengan cepat.

"Saya langsung pulang aja. Salamin buat orang tuamu. Kamu cepat masuk!" balas Wafa.

"Iya."

Wafa mulai menstater motornya. Seren masih diam menunggu laki-laki itu pergi. Pedal gas mulai di tarik dengan pelan, namun hanya beberapa jarak Wafa kembali menekan remnya.

"Kenapa? Ada yang ketinggalan?" tanya Seren yang terlihat bingung mengapa cowok itu menghentikan gasnya.

Wafa tampak merogoh sesuatu dari dalam sakunya. Laki-laki itu memberikan sebuah surat kecil. Entah itu apa dia juga tidak tau. Wafa memberikannya ke Seren tanpa berkata sepatah kata apapun.

"Apa ini?"

"Baca aja. Saya duluan ya!"

Kali ini Wafa menjalankan motornya. Punggung laki-laki itu benar-benar hilang dari pandangannya yang membuat Seren tersenyum tipis. Gadis itu mulai merobek plastik yang melapisi surat itu. Masih di tempat yang sama, yaitu di depan gerbang.

Undangan untuk Seren

Hari : Selasa
Tanggal: 12 Juli 2020
Pukul : 15.30 WIB
Acara : Pesta Ulang Tahun Safa yang ke 13 tahun
Tempat: Rumah

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang