Semua yang menjadi saksi kejadian antara Seren dan Icha disuruh ikut oleh Pak Roni, selaku guru bimbingan konseling di sekolah mereka. Namun, bukan Pak Roni lagi yang harus menangani semua ini. Melainkan mereka harus dihadapkan langsung oleh kepala sekolah, Pak Yoga Siswantoro.
Di ruangan itu terdapat Seren, Alby yang membawa bukti berupa video, keempat teman Icha yang menjadi saksi. Dan Vanila yang menjadi korban. Mereka duduk di belakang. Sedangkan yang berhadapan langsung dengan kepala sekolah adalah orang tua dari Icha Audina, yang sengaja disuruh datang ke sekolah.
"Pak, bagaimana ini? Anak saya masuk rumah sakit loh? Kalo anak saya sampai kenapa-kenapa apa bapak mau bertanggung jawab?"
Sedari tadi Ibu Icha tidak terima dengan perlakuan murid sekolah ini yang sudah mencelakai putrinya itu. Sedari tadi dia terus menekan Pak Yoga untuk melakukan tindakan yang pantas untuk menghukum orang yang sudah mendorong anaknya sampai masuk rumah sakit.
"Saya bisa saja loh melaporkan hal ini kepihak hukum, dan nama sekolah anda akan tercemar jika itu sampai terjadi," ancamnya yang membuat Seren sedikit kesal.
Baginya, ibu itu terlalu lebay. Baginya masalah tadi adalah hal yang cukup sepele. Toh, anaknya juga gak sampe pendarahan kok.
"Bu, mohon tenang sedikit ya Bu! Kita bicarakan masalah ini secara kekeluargaan," balas Pak Yoga sambil mengangkat kedua tangannya ke depan mengartikan supaya wanita di depannya bisa sedikit tenang.
"Seren, kesini kamu!"
Seren yang mendengar namanya di sebut langsung berdiri. Ia melangkah maju ke meja Pak Yoga. Sebelum Ibu Icha datang, dia lebih dahulu menceritakannya ke Pak Roni. Dan pastinya Pak Roni sudah menjelaskan semuanya ke Pak Yoga.
Seren mendudukkan dirinya ke bangku yang sudah disediakan, tepatnya di samping Ibu Icha yang kali ini sedang meliriknya dengan sinis dan tajam. Seren menghiraukannya.
"Seren, coba jelaskan semuanya! Alasan kamu mendorong Icha sampai jatuh."
"Saya cuman mau membela teman saya Pak, sebenarnya yang mulai duluan itu Icha. Teman-teman Icha nyuruh Vanila beli rokok di warung depan. Bukankah itu sudah melanggar aturan ya Pak?"
"Vanila menolak karena dia takut akan ketahuan satpam sekolah saat membeli rokok, namun mereka memaksa, terutama Icha. Dia memaksa Vanila sampai menarik kerudungnya dan tidak mau mengembalikan kerudungnya. Kerudungnya lepas loh Pak? Dan disitu banyak orang yang lihat. Itu aurat wanita Pak. Kalo Icha islam, dia pasti sudah tau kalo gak boleh ada yang melihat aurat mereka kecuali orang-orang tertentu."
"Putri saya agama Islam, dia tau mana yang salah mana yang benar, kamu jangan mengarang cerita. Anak saya tidak mungkin seperti itu," potong Ibu Icha sambil melirik Seren dengan sinis.
Seren menoleh membalas tatapan itu tak kalah sinis namun tetap santai dan tenang.
"Saya punya bukti kok, ibu mau lihat kah? Biar Ibu tau kelakuan putri ibu di sekolah seperti apa," balas Seren dengan melipatkan kedua tangannya ke dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...