Cowok yang baru saja mendapatkan telepon, langsung berlari mengambil kunci motor. Cowok itu bergegas pergi saat mendapatkan kabar bahwa temannya sedang mabuk. Ya, Alby mendapatkan kabar jika Seren sedang mabuk dan memukuli pengunjung Bar.Dia mengetahui itu dari teman sekolah yang kebetulan juga sedang ada disana dan melihat kejadian tersebut.
Perasaan khawatir dan gelisah sudah menjadi satu. Dia takut terjadi apa-apa dengan gadis itu. Dia tau bagaimana rese nya gadis itu saat mabuk. Makannya, sebelum terjadi apa-apa dia harus lebih cepat menghentikan nya.
Alby mempercepat langkah kakinya memasuki bar. Tidak peduli saat ini dia menjadi bahan pandang. Laki-laki itu terus mencari-cari keberadaan gadis itu.
Matanya menyorot ke arah kerumunan orang seperti sedang bertengkar. Ia segera menghampirinya dengan penasaran. Dia menerobos kerumunan itu. Dan benar saja, Seren berada disana dengan penampilan yang sudah berantakan.
Di depannya terdapat seorang laki-laki yang sedang menatap Seren dengan tajam. Alby mulai panik saat itu. Dia menduga kalo Seren sudah merusuhi laki-laki itu. Alby segera menarik tangan gadis itu dengan cepat.
"Maaf mas, ini temen saya. Kalo mabuk emang suka rese anaknya," ucapnya meminta maaf ke cowok itu.
Sebelum mendengar jawaban dari cowok itu, Alby lebih cepat menarik Seren lebih dahulu dan membawanya pergi dari kerumunan itu. Seren mengikuti jejak Alby dengan gentoyongan. Gadis itu mengoceh tidak jelas sebelum akhirnya ia jatuh.
Untung saja Alby segera menangkap nya.Mau tidak mau ia harus menggendong gadis itu. Dia memesan taxi online karena tidak mungkin dia membawa pulang Seren dengan motor dalam keadaan mabuk seperti ini.
Dia tidak membawa Seren pulang ke rumah gadis itu sendiri, melainkan dia membawa Seren ke rumahnya. Berhubung Seren sudah akrab dengan mama nya sudah pasti diizinkan.
Dia menggendong Seren memasuki kamarnya. Mamanya yang sedang bersantai di ruang tamu langsung berdiri terkejut saat melihat Alby datang dengan menggendong Seren di tangannya.
"Itu Seren kan? Kenapa dia?" tanya wanita itu dengan khawatir.
"Pingsan, mama tolong bikinin teh hangat ya buat Seren!" balas Alby yang membuat wanita itu mengangguk.
Wanita itu segera membuatkan teh hangat, dia mengantarnya di kamar Alby yang kali ini diisi oleh putranya dan juga seorang gadis yang matanya terpejam pulas.
"Makasih ma."
"Kamu disini dulu! Mama ambilkan minyak kayu putih." Wanita itu kembali pergi dari kamar putranya untuk mengambilkan kayu putih.
Alby hanya menanggapinya dengan tersenyum. Laki-laki itu memilih untuk membangunkan gadis itu dengan menepuk-nepuk pipi nya.
"Ser!"
"Ser bangun!"
Setelah beberapa menit lamanya gadis itu mulai menerjapkan matanya. Terjadi kontak mata antara mereka berdua. Seren merasakan kepalanya yang pusing dan rasa mual yang semakin menjadi. Entahlah sudah berapa banyak bir tadi.
"Alby?"
"Minum dulu!" perintah Alby sambil menyerahkan segelas teh hangat.
"Lagian lo ngapain sih main ke bar sendirian? Lo tau kan bar itu banyak yang mabuk? Lo bisa celaka kalo sendirian disana."
"Kalo mau nyakitin diri lo sendiri, jangan ke bar, langsung aja ke jembatan biar sekalian mati gak usah tanggung-tanggung."
Seren menghembuskan nafasnya kesal. Alby ini benar-benar sangat cerewet kali ini. Cowok itu tidak tau apa ia sedang menahan pusing mati-matian.
"Alby lo kenapa sih? Tiba-tiba marah-marah gak jelas," ucap Seren.
"Lo yang kenapa? Gue yang seharusnya tanya itu, kalo seandainya gue tadi gak dateng gimana?" tanya Alby yang membuat Seren memijat keningnya.
"Ya gak gimana-gimana."
"Seren!" Alby menatapnya tajam yang membuat Seren langsung mengambil guling yang ada di sampingnya untuk menutupi wajahnya.
"Iya iya, udah kek marahnya. Lo kalo marah ngedumel mulu kayak emak-emak."
"Lo yang udah buat gue marah. Lo ada masalah apa sih? Bukannya kemarin-kemarin lo udah hijrah? Sekarang kenapa lo lepas lagi kerudung lo?" tanya Alby sambil memperhatikan penampilan Seren yang kembali seperti semula. Sewaktu awal mereka berteman.
Seren terdiam sejenak. Gadis itu mengubah posisinya yang semula tertidur menjadi duduk.
"Buat apa gue hijrah? Hijrah gak bisa buat gue bahagia. Gue udah sholat, gue udah ngaji. Tapi nyatanya apa? Semua sama aja Alby, gak ada bedanya. Bahkan cowok yang gue incer pun udah dijodohin. Lalu apa untungnya semua itu?"
Alby menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan saat melihat jawaban dari gadis di depannya.
Plak!
Cowok itu menampar pipinya sangat keras. Menimbulkan bunyi yang nyaring. Gadis itu memegang pipi kanannya dengan mata yang berkaca-kaca. Sakit? Sudah pasti. Dia tidak pernah menyangka Alby akan setega itu padanya. Padahal dari banyaknya teman laki-lakinya Alby adalah orang yang paling perhatian dengannya. Dia menangis bukan karena rasa sakitnya, tapi karena yang memberi tamparan itu adalah Alby.
"Ko-kok lo nampar gue...?" tanya Seren meloloskan air matanya saat menatap mata Alby yang kali ini menatapnya dengan tajam.
"Gue gak suka lo kayak gini."
"Lo tau kesalahan lo apa?"
"Lo terlalu jauh suka sama cowok itu, sampai-sampai lo lupa kalau lo hijrah cuman buat dapetin dia. Bukan karena Allah."
Seren terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Alby. Iya, benar. Dia memang terlalu berlebihan. Dia berlebihan menaruh perasaan kepada manusia yang jelas-jelas ia tidak tau siapa yang akan memilikinya suatu saat nanti.
Bahkan hijrah pun bukan sepenuhnya karena ingin memperdekatkan diri kepada Allah, namun hanya karena menginginkan ciptaanya, menginginkan laki-laki yang bukan mahramnya, Menginginkan seseorang itu untuk membalas perasaannya.
Mungkin ini adalah salah satu peringatan untuknya. Peringatan supaya dia tidak terlalu berharap lebih kepada manusia.
Mulai hari ini dan detik ini, dia tidak akan lagi menunjukkan perasaannya. Dia akan menjauh dari laki-laki itu, bukan karena dia berhenti menyukainya. Tapi, karena dia tidak ingin menaruh harapan terlalu dalam yang akan membuatnya lupa bahwa dia masih punya pencipta yang bisa menjadi tempat untuk berharap.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Alwafa [END✅]
Teen FictionStart : 14 Desember 2021 Finish : 5 November 2022 "WAFA KALO LO GAK MAU BUKA PINTUNYA GUE BAKALAN TERIAK BUNTING ANAK LO." Bagaimana Jadinya jika gadis bar-bar kesengsem dengan anak ustadz? Serena Natalia, yang Memiliki otak minus dibawah rata-rata...