[40]

499 39 5
                                    

"Selamat ya Wafa, kamu sudah menjadi siswa lulusan terbaik tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat ya Wafa, kamu sudah menjadi siswa lulusan terbaik tahun ini. Ya walaupun sekolah ini bakal kehilangan kamu. Tapi ibu senang karena masih ada lulusan yang bisa ibu banggakan," ucap Bu Narti selaku wali kelas laki-laki itu.

"Terimakasih Bu."

"Jujur saja, ibu takut jika angkatanmu itu membawa pengaruh buruk untuk adik kelasnya," ucapnya yang membuat Wafa sedikit tertegun. Tidak heran jika wanita itu sedikit mengeluh, karena memang lulusan tahun ini suka sekali bikin onar.

"Tidak apa-apa Bu, saya yakin mereka gak seburuk itu untuk mempengaruhi adik kelas mereka," balas Wafa berusaha meyakinkan Bu Narti bahwa semua akan baik-baik saja.

"Ya sudah, saya permisi dulu ya bu! Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Wafa membawa sebuah benda di tangannya yang bertuliskan ijazah. Laki-laki itu meninggalkan ruangan Bu Narti dan segera kembali ke rumah. Karena jarak rumah dan sekolahnya itu dekat, jadi tidak perlu memakai sepeda motor. Laki-laki itu berjalan pelan menuju gang rumahnya yang berada di samping sekolah.

"WAFA!"

"WAFA TOLONGIN!"

Langkahnya berhenti saat seseorang menyebut namanya. Laki-laki itu sedikit tertegun saat mendengar suara yang tidak asing itu masuk ke dalam telinganya.

Ia menoleh ke belakang mencari arah sumber suara itu. Ia menerjapkan matanya, tidak percaya akan yang dia lihat saat ini.

Itu adalah Seren. Seren, gadis yang selama ini ada di kehidupannya. Namun mereka jarang sekali bertemu, jadi ia tidak tau apa yang sedang gadis itu alami sampai membuka hijabnya saat ini.

Namun, dia merasa ganjal dengannya. Wafa melangkahkan kakinya mendekat ke arah gadis itu dengan penasaran. Setelah mendekatinya, Wafa bisa melihat jelas betapa berantakannya gadis di depannya saat ini.

Kancing seragam basah kuyup yang sedikit terbuka kancingnya, rambut terurai  berantakan, wajah pucat dan merah, tangan bergetar hebat.

"Astafirullahalazim. Seren kamu kenapa?" tanya Wafa dengan khawatir. Dia sadar bahwa gadis itu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Aku takut..." Gadis itu terisak menangis. Tangannya bergetar meremas jaket yang dikenakan Wafa.

Wafa melirik tangannya, dia merasa khawatir sekali dengan gadis itu. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis itu. Tidak biasanya dia seperti ini.

"Seren tenang. Ada apa?" tanyanya sekali lagi.

Gadis itu masih mengeluarkan air matanya yang membuat matanya membengkak. Suaranya serak dan sedikit kesusahan untuk berbicara karena isakannya terlalu kuat.

"Tolongin Wafa!"

"Iya tolongin apa? Kamu kenapa?"

"Temenku... Temenku dikeroyok sama anak sekolahmu..."

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang