[29]

499 45 1
                                    

"NILA!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"NILA!"

"Ada adek kelas ganteng banget gila, mukanya mulus banget kek pantat bayi. Disana tuh! Ayo kita kesana! Lihat pemandangan cuy," Seren mencak-mencak menarik tangan Nila agar mau ikut melihat pemandangan yang langka itu. Dia berniat akan mengenalkan Nila kepada adik kelas itu.

Nila masih berdiam diri tidak mau bergerak sedikit pun untuk mengikuti kemauan kakak kelasnya itu. Nila mendenguskan nafasnya kasar. Mau seberapapun ia berusaha untuk mengubah gadis itu. Namun, Seren tetaplah Seren yang tidak bisa diubah 100% menjadi gadis kalem dan pendiam.

Nila menarik kembali tangannya yang membuat Seren berhenti dan berbalik arah menghadap ke arah Nila.

"Mau sampai kapan kakak begini?"

"Kenapa?"

"Mau sampai kapan kakak ngelirik cowok lain? Katanya mau setia sama satu cowok. Kalo kakak kayak gini terus gimana caranya kakak bisa dapatin Kak Wafa coba?"

"Inget Kak Wafa Kak! kalo kakak pengen punya cowok yang yang kakak dambakan, kakak harus jadi cewek yang di dambakan juga."

Seren mendenguskan nafasnya memasang wajah cemberut. Padahal kan niatnya ingin mengenalkan gadis itu dengan cowok tadi, dia tidak bermaksud untuk menduakan Wafa kok.

"Oke. Inget Wafa! Inget Wafa!" Seren menaruh dua telunjuknya ke samping matanya.

"Ah kenapa sih gue gak bisa inget dia? Kayaknya gue perlu mantengin fotonya dua puluh empat jam deh baru gue bisa inget. Lo ngomongin Wafa, gue jadi kangen sama dia tau gak?"

"Kira-kira dia lagi apa ya?" tanya Seren sambil menatap ke arah langit.

"Astagfirullah kak, gak boleh mantengin foto orang yang bukan mahramnya itu namanya zina mata," balas Nila dengan cepat.

"Jadi kalo gak boleh ketemu, gak boleh mantengin fotonya. Gue harus apa kalo kangen sama dia? Dukunin dia supaya mau nikahin gue gitu?"

Seren heran, kenapa sih agama islam banyak larangan? Kenapa di agama lain itu tidak banyak larangan?

"Bertaut doa. Obati kangen atau rindu dengan doa."

"Ah mana bisa gitu."

"Bisa, coba!"

"Ah lama-lama frustasi gue. Kapan sih Wafa bisa suka sama gue? Gue harus buat apa lagi biar dia suka sama gue? Dia ngelirik gue aja gak pernah. Gimana caranya gue bisa deketin dia coba? Cari perhatian pun sepertinya sia-sia," keluh Seren merasa frustasi.

Nila hanya tersenyum menanggapinya. Dia berharap laki-laki yang bernama Wafa itu mampu mengubah Seren menjadi wanita yang lebih baik lagi. Sedikit demi sedikit Seren mau melakukan hal baik dan meninggalkan hal buruk hanya dengan menyebutkan nama Wafa sebagai andalan agar gadis itu mau melakukannya.

"Nil, dipanggil Bu Lydia di kelas," ucap teman kelasnya yang langsung berlari pergi.

Nila pun hanya mengangguk. Gadis itu berpamitan dengan Seren sebelum kembali ke kelas. Ia berjalan pelan-pelan sambil menikmati irama langkah kakinya. Dari jauh dia tidak bisa mendengar suara yang ada di dalam kelasnya. Dia merasa ada yang aneh. Biasanya, kelasnya tidak pernah dalam keadaan sunyi walaupun ada guru sekalipun. Namun kali ini kesunyian menyelimutinya.

Alwafa [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang